Lihat ke Halaman Asli

Etnosentrisme dan Pencegahannya dalam Lingkup Komunikasi Lintas Budaya dan Kehidupan Sehari-Hari

Diperbarui: 7 Februari 2016   00:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Seperti yang kita tahu, Indonesia terdiri dari macam-macam pulau di dalamnya, dan setiap pulau tersebut memiliki budayanya masing-masing, yang berbeda satu dengan yang lain, menurut saya, hal seperti ini sangat bagus. Akan tetapi bisa juga memunculkan hal-hal negative di dalamnya, maka dari itu saya mengangkat tema “ETNOSENTRISME DALAM RUANG LINGKUP KEHIDUPAN”

 DEFINISI ETNOSENTRISME

Menurut Matsumoto (1996) etnosentrisme adalah kecenderungan untuk melihat dunia hanya melalui sudut pandang budaya sendiri. Berdasarkan definisi ini etnosentrisme tidak selalu negatif sebagimana umumnya dipahami. Etnosentrisme dalam hal tertentu juga merupakan sesuatu yang positif.

PENYEBAB MUNCULNYA ETNOSENTRISME

Penyebab munculnya masalah Etnosentrisme khususnya di Indonesia adalah pluralitas bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang terdiri dari suku, ras , dan agama, pluralitas masyrakat Indonesia ini tentu melahirkan berbagai persoalan, setiap suku, ras, dan agama berusaha untuk memperoleh kekuasaan dan menguasai yang lain, karna hal inilah yang sering memunculkan persoalan-persoalan di daerah tersebut.

Etnosentrisme juga memiliki 2 tipe yang satu sama lain saling berlawanan yaitu etnosentrisme fleksible dan etnosentrisme infleksible

Etnosentrisme fleksibel

Seseorang yang memiliki Etnosentrisme Fleksibel adalah, orang yang dapat memberikan presepsi mereka secara tepat dan bereaksi terhadap suatu realitas di dasarkan dari sudut pandang budayanya sendiri, dan melihat atau menafsirkan perilaku seseorang berdasarkan latar belakang budayanya sendiri.

 

Etnosentrisme infleksibel

Seseorang yang tidak memiliki kemampuan untuk keluar dari sudut pandang budayanya sendiri ketika menilai budaya orang lain, menganggap bahwa budayanyalah yang paling benar di antara budaya-budaya yang ada.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline