Lamat lamat memori itupun menguak. Melewati jalannya, Kenangan pun berpendar
Entahlah....
Tiba tiba roda kehidupan sejenak berhenti berputar.
Melewati lorong waktu yang senyap
Menapaki kembali jejak yang lewat
Menceritakan kisah tentang aku, kamu, dia, kita, kalian dan mereka.
Kebersamaan yang pernah melebur dalam ruang dan waktu, kini menemukan kisahnya sendiri sendiri.
Menggapai asa, bahagia dan tak lupa cinta.
Romantisme yang pernah terukir tinggal kenangan.
Taqdir begitu kuasa merubah segalanya
Dalam pikiran manusia yang kerdil.
Tak sanggup mengejawantahkan sebuah makna
Waktu melesat dengan kencang
Sering membuat tak sadar diri, kini sedang berada di zaman apa?
Akankah kembali lagi ke zaman purba,
Menjalani kehidupan ala kadarnya
Seperti manusia manusia jahiliah tanpa ilmu dan adab
Lalu tiba tiba menjelma menjadi sosok sempurna di tengah peradaban millenial.
Hidup dengan keterasingan tanpa saling mengenal.
Mata saling memandang dengan nanar
Hampa ruang pikiran, bagai robot tanpa nyawa.
Tapi kini semua itu telah enyah!
Menghempas jauh...
Entahlah ke mana....
Hadirlah dalam ruang senyap itu sebuah cahaya....
Berkilauan.....
Memantul satu sama lain...
Memercik hati yang ternoktah
Mensucikan jiwa yang ternoda
Membasuh raga yang berlumur dosa
Terbalut dalam jalinan silaturrahmi.
Melekatkan rasa dan menyambung asa dalam ketakberdayaan.
Lalu berjalan menuju kesempurnaan.
Malang, 22 Februari 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H