Lihat ke Halaman Asli

Catatan Rindu (1)

Diperbarui: 24 Juni 2015   06:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Setelah bermalam-malam merasa sedang rindu pada Tuhan, kutemukan catatan mini dari-Nya di ujung hari ini. Memang, istilah Learning by Doing itu manjur!

Seperti biasa, sepulang dari kampus aku selalu menyempatkan diri untuk rebahan sembari menyambar buku yang tergeletak di kasur. Namun untuk hari ini, hari dimana Tuhan menyapaku dengan manis, buku-buku itu tidak tersentuh oleh tanganku. Ada tangan baru yang sedang berkenalan dengannya. Tangan adik perempuanku!

Uuh, mungkin ibarat ibu yang sedang melihat anaknya belajar membaca, rasanya sangat luar biasa! Adik perempuanku, si cantik yang fashionable (yeah, I have to realized it hardly), bukanlah orang yang hobi membaca atau berdiskusi. Sifat dan sikap kami berdua hampir seluruhnya berbeda. Sehingga melihatnya tekun membaca buku Kumpulan Sajak W.S. Rendra milikku pun membuat mataku seterang lampu neon.

Itulah mengapa di awal tulisan ini aku mengatakan Learning by Doing itu ampuh, walaupun prosesnya lumayan panjang. Dari ketiga anak mamak di keluarga ini, hanya aku yang hobi membaca dan mengoleksi buku bacaan. Sedang si cantik lebih suka mengoleksi baju dan sepatu. Begitupun adik laki-lakiku yang lebih peduli pada sepeda ketimbang buku bacaan.

Rasa bangga dan bahagia tentu ada. Usahaku untuk menularkan minat baca kepada kedua adikku kini mulai telihat hasilnya. Tumpukkan buku di kamar tidak lagi hanya tersentuh oleh tanganku saja. Mungkin kini aku mulai sadar, kami memiliki kesamaan minat dalam buku; puisi.

Mengapa puisi? Karena dari sekian jenis buku yang kupunya, hanya buku Rendra (Doa untuk Anak Cucu) dan Lan Fang (Ghirah Gatha) yang tertangkap bola matanya. Fiuuh, makin senang rasanya. Semoga ini awal yang baik untuk menumbuhkan budaya baca di rumah dan mereka menjadi generasi yang cerdas. Aamiin… (^_^)

Terlepas dari itu, makin besar titik rinduku pada-Nya ketika hari ini segala urusanku berjalan serasa di jalan tol. Semangat belajar dan kegiatan di kampus makin nikmat untuk dijalani. Catatan Tuhan yang kuterima hari ini, mungkin tertulis: “Kuterima kerinduanmu. Temui Aku dalam langkah puasamu.” Ada yang keberatan jika aku mengimajinasikan balasan Tuhan? Terserahlah..




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline