Menurutku puisi merupakan perayaan. Aku mengatakannya padamu bukan kali ini tapi sering. Sering banget.
Tahun kedua puluh satu di abad dua satu, kamu segera pergi dan aku tak perlu cemas menahanmu. Aku tahu ini kedua kalinya kamu pergi meninggalkanku. Beruntungnya aku masih punya puisi yang bisa menyelamatkanku dari tindakan murah macam itu.
Akan kukenang kamu seperti bintang di langit gelap yang mati lama sekali sebelum kutulis ini. "Aku tak lagi punya perasaan yang besar seperti dulu."
Kembang api sudah menyala dari sudut gang rumahku, pertanda malam pergantian tahun akan segera tiba. Selamat tahun baru, kata puisi. Di tahun ini semua orang memanggul tahun yang berat berharap tahun besok mereka lebih kuat, katanya lagi.
Untuk malam ini biar kunyalakan kembang api di antara puisi-puisi yang sedang kutulis ini. Untukmu, sampai jumpa.
Aku tak lagi punya perasaan yang besar seperti dulu
Di malam pergantian tahun baru
Ada kembang api
Dalam diriku dan pikiranmu
Yang selalu kusebut sebelum tahun berganti
Luas nya samudra Hindia
Terbentang khatulistiwa
Hujan malam hari terus menerpa
Malam ini sudah saatnya kita berpisah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H