Aku sendiri selalu terpukau saat memasuki rumah Bung Karno yang masih sepi. Ada kenangan tersendiri yang membuatku ingin berlama-lama di sini.
Sejarah menurutku tergambar dari mana ia berasal. Bagi kalangan masyarakat kelurahan Anggut atas, bangunan yang megah ini cukup menjadi tauladan. Menjelang kokoh dengan berkah udara bersih yang menghidupkan tanah di sekitarnya. Rumah ini jarang sekali menjadi momok, ia justru menjadi sumber keindahan, menjadi anugrah dan sumber harapan.
Rumah pengasingan Bung Karno dan ekosistem di sekitarnya terbentuk atas karakter yang sama dalam pandanganku. Sekalipun sedang buruk, bangunan di tanah ini masih menyisahkan doa.
Aku masih akan berada di sana, di tempat biasa nya kita bertemu. Aku yakin besok kita bertemu lagi. Dan jika itu terjadi aku akan menceritakan lebih detail kisah romansa yang ada di bangunan ini dengan pengetahuan yang aku miliki. Karna itu yang membuat aku, kamu dan kita semua terus hidup atas berkah nya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H