Lihat ke Halaman Asli

Mahéng

TERVERIFIKASI

Travel Writer

Rizal Ramli, Rajawali Ngepret yang Menolak Jabatan Internasional untuk Fokus Mengabdi di Indonesia

Diperbarui: 3 Januari 2024   19:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rizal Ramli, tokoh ekonomi senior, politisi kontroversial, meninggal dunia. Foto: KOMPAS.com/Syakirun Ni'am 

Dalam dunia politik yang penuh dengan intrik dan ambisi, ada seorang tokoh yang mencuri perhatian bukan hanya karena kritik-kritik pedas dan kontroversialnya, tetapi juga karena sikapnya yang langka: Rizal Ramli, atau yang lebih dikenal sebagai "Rajawali Ngepret."

Bagi orang seperti saya yang tidak begitu tertarik dengan hiruk pikuk politik, satu momen spesifik mengukir kesan mendalam tentang pria ini: ketika ia menolak sebuah jabatan internasional yang diimpikan oleh banyak orang.

Rizal pernah menolak jabatan internasional sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) Economic & Social Commission of Asia and Pacific (ESCAP) yang ditawarkan PBB pada November 2013 silam.

Jabatan internasional sebagai Sekretaris Jenderal ESCAP yang ditawarkan PBB bukan main prestisiusnya. Namun, Rizal Ramli menolaknya dengan tegas. Alasannya, ia ingin fokus mengabdi di negeri tercintanya, Indonesia. 

Kendati demikian, di tingkat internasional, kiprah Rizal cukup bersinar. Ia pernah ditunjuk sebagai anggota tim penasihat ekonomi PBB bersama beberapa ekonom terkemuka dari berbagai negara.

Rizal Ramli dikenal sebagai sosok yang berani dan tegas dalam mengkritik pemerintah. Hal ini membuat banyak pejabat dan pihak-pihak terkait merasa tidak nyaman dan bahkan berusaha untuk merundung Rizal. 

Namun, bagi saya, hal yang lebih penting untuk diperhatikan adalah penyebab mengapa para pejabat dan pihak-pihak tersebut merasa panas telinga dan takut dengan kritik-kritik Rizal.

Rizal Ramli adalah sosok yang unik. Ia dikenal sebagai sosok yang berani dan tegas dalam mengkritik pemerintah, baik ketika di luar maupun di dalam pemerintahan. Hal ini membuatnya menjadi salah satu tokoh politik yang paling kontroversial di Indonesia.

Pada tahun 2000, karir pemerintahan Rizal Ramli dimulai ketika ia diangkat oleh Presiden Abdurrahman Wahid (Gusdur) sebagai Kepala Badan Urusan Logistik (Bulog). 

Setelah beberapa bulan memimpin Bulog, Rizal Ramli naik pangkat menjadi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian pada Agustus 2000, menggantikan Kwik Kian Gie. 

Pada 12 Juni 2001, Gusdur kembali menggeser posisi Rizal Ramli dan menunjuknya sebagai Menteri Keuangan. Namun, masa jabatannya singkat hingga 9 Agustus 2001 karena adanya peralihan pemerintahan ke tangan Presiden Megawati.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline