Lihat ke Halaman Asli

Mahéng

TERVERIFIKASI

Author

Perjalanan Melawan Stereotip: Ulasan Buku 'Ich Komme aus Sewon', Katharina Stogmuller

Diperbarui: 2 September 2023   10:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Buku Ich Komme aus Sewon karya Katharina Stgmller. Foto: Dok. Klub Buku Main-Main

"Mamah, kapan sih rambutku bisa hitam kayak teman-teman yang lain?" "Nanti kalau sudah gedhe, rambutmu akan hitam sendiri kok."

Adalah Katharina Stogmuller (aslinya tertulis dengan karakter khusus, namun di Kompasiana tidak support). Ia biasa disapa Kathi, adalah salah satu dari sekian banyak perempuan yang gigih dalam melawan stereotip tentang bule

Sepanjang hidupnya, Kathi sudah kenyang dengan komentar-komentar "ajaib" yang dilontarkan orang-orang Indonesia untuknya.

Terlahir sebagai anak blasteran Jawa-Austria dengan fisik yang lebih dominan ras Kaukasia membuat banyak orang berpikir bahwa hidup Kathi "enak-enak" saja di Indonesia.

Benarkah demikian? Apakah benar, bule berkasta lebih tinggi sehingga mendapatkan privilege lebih di masyarakat?


Untuk menjawab pertanyaan tersebut, Klub Buku Main-Main mengundang Kathi untuk membedah bukunya bertajuk Ich Komme aus Sewon -- aku dari Sewon, Bantul -- dalam diskusi pekan ke-63 bertema "Benarkah Bule Berkasta Lebih Tinggi?" pada Senin, 21 Agustus 2023 lalu.

Dalam diskusi yang bertempat di Kineta Coffee & Public Sphere, Kathi bercerita sejak sekolah dasar, ia sering dirundung oleh gurunya sendiri.

Salah satu peristiwa yang masih terkenang adalah saat ia masih belum bisa berbahasa Inggris dengan baik. Pada suatu waktu, saat ia tidak bisa menulis kata eight, gurunya berkata, "Kamu kan bule, kamu pasti bisa berbahasa Inggris," sambil menirukan ucapan sang guru.

Padahal, Kathi sudah berulang kali menjelaskan bahwa orangtuanya berasal dari Austria dan mayoritas berbicara dalam bahasa Jerman. Selain persoalan bahasa, saat Kathi kecil seringkali dihadapkan dengan tuduhan bahwa ayahnya menikahi ibunya karena ada motif tertentu, misalnya agar bisa membeli tanah di Indonesia.

"Bagaimana pun aku menjelaskan, guru-guruku tetap tidak percaya," kata Kathi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline