Lihat ke Halaman Asli

Mahéng

TERVERIFIKASI

Author

Pentingnya Membaca dan Cinta terhadap Masjid: Refleksi Setelah Salat Jumat

Diperbarui: 16 Juni 2023   16:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Presiden Iran periode 1981-1989, Ayatollah Ali Khamenei, saat memimpin salat Jumat di Teheran. Foto: SalamPix/ABACA via Kompas.com

Sinar mentari menyengat dan menjalar ke dalam kost saya yang redup. Jarum jam telah menunjukkan pukul 11.47. Saya menyadari harus buru-buru agar tidak ketinggalan jamaah Jumat hari ini.

Dengan cepat, saya beranjak dan meletakkan gawai, kemudian mengambil langkah panjang untuk membasuh badan. 

Sebelum benar-benar memasuki kamar mandi, saya sempat mengkhotbahi jamaah di WhatsApp

"Membaca buku memang tidak bikin orang jadi pintar, namun tidak ada satu pun orang pintar di dunia ini yang tidak baca buku".

Saya menulis itu sebagai caption untuk foto yang saya bagikan di story WhatsApp.

Mulanya, khotbah itu lebih panjang, namun karena buru-buru saya tidak sempat menulisnya secara utuh. 

Saya sering mengutip pesan Maman Suherman atau akrab di lidah sebagai kang Maman, kunci kemahiran hanya satu, nge-bir (baca, iqro, dan read).

Kang Maman benar, ibadah pertama yang diperintahkan oleh Allah untuk umat muslim  bukan sedekah, bukan zikir, apalagi jumatan. Tetapi membaca.

Surat Al Alaq ayat 1 - 5 adalah wahyu pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW atas perantara Malaikat Jibril. Disebutkan dari hadits riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim bahwa di suatu malam Nabi Muhammad yang tengah berada di Gua Hira didatangi Malaikat Jibril. Kepada Muhammad, Jibril mengatakan, "Iqra (bacalah)."

Baca juga Toko Buku Tidak Harus Buka, tapi Membaca Harus Jadi Budaya

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline