AKTS-Bangku pendidikan merupakan hal yang mendatangakn kenikmatan tersendiri bagiku. Pada momen ini, aku akan menceritakan kisahku sebagai mahasiswa Double Degree di Akademi Komunitas Teknologi Syarifuddin (AKTS), Wonoerejo, Lumajang.
Suatu ketika aku memutuskan untuk melangkah ke arah yang tidak pernah kubayangkan sebelumnya, yaitu mengambil dua jurusan yang berbeda dalam satu waktu.
Awalnya aku hanya menikuti perkuiahan program khusus di IAI Syarifuddin yang dilaksanakan setiap hari Jum'at dan Sabtu. Namun, setelah satu tahun aku mengikuti perkuliahan dengan program khusus di Akademi Komunitas Teknologi Syarifuddin (AKTS).
Mungkin beberapa orang akan mengatakan, "Wah, kamu hebat ya, kuliah dua jurusan sekaligus!" atau "Wih ... Ini nih orang dengan calon gelar super panjang."
Tetapi, menurutku belajar dan kuliah bukanlah tentang seberapapanjang gelar yang didapat, tetapi seberapa banyak ilmu yang bisa diambil. Meskipun pada akhirnya, entah mengapa ilmu yang merasuk dirasa kurang maksimal. Mungkin itu karena fokusku yang akhirnya terpecah menjadi dua.
AKTS adalah sebuah perguruan tinggi vokasi. Di sana, aku banyak melakukan praktik sebagai bekal untuk terjun ke dunia kerja. Tentu saja aku dan teman-teman yang juga mengikuti program Double Degree berusaha sebaik dan semaksimal mungkin untuk mengerjakan tugas kami, meskipun ada kalanya hasil dari pekerjaan kami kurang memuaskan.
Menjadi mahasiswa Double Degree harus pandai memanajemen waktu. Apalagi sebagai kelas khusus dengan banyak kesibukan selain belajar, seperti juga mengajar dan bekerja paruh waktu. Sementara di sisi lain, kami juga melaksanakan dua jenis perkuliahan yang berbeda pada akhir pekan.
Bahkan untuk seseorang yang paling sibuk tujuh hari dalam seminggu akan dipenuhi dengan agenda di luar rumah. Seperti mengajar pada hari Senin sampai Kamis, kuliah di IAI Syarifuddin pada hari Jum'at dan Sabtu, serta kuliah di AKTS pada hari Minggu.
Di AKTS aku menjadi Kosma (Komisaris Mahasiswa) yang harus duduk dengan beberapa tanggung jawab.
Bagi diriku pribadi, tanggung jawabku bukan hanya sekedar menghubungi dosen dan membagi kelompok kelas untuk tugas tertentu. Tetapi menjadi mood booster, motivator, penyemangat, dan pemberi apresiasi juga penting.
Sesuram apapun suasana kelas, sebisa mungkin aku membuatnya sedikit lebih terang. Meskipun aku adalah kosma, aku tidak bisa apa-apa tanpa peranan mereka. They're so good people and I do love them. They aren't just friend, but they're my family.