16 Agustus 2024. Mahasiswa KKN-PPM UGM Pesona Kranggan mengadakan sebuah acara perpisahan sekaligus memeriahkan HUT RI ke-79. Acara ini dinamakan sebagai malam puncak "Mahasandhya" yang diambil dari sansekerta Hindu-Bali yang memiliki arti harfiah "senja besar" atau "senja besar yang suci".
Ini merujuk pada waktu senja yang penting dalam tradisi Hindu, di mana berbagai upacara dan ritual sering dilakukan. Dalam konteks judul acara kebudayaan, "Mahasandhya" dapat diartikan sebagai "Malam Puncak" atau "Malam Besar" yang diisi dengan berbagai acara dan pertunjukan yang mengangkat nilai-nilai kebudayaan.Sesuai dengan tema yang diberikan. Acara malam puncak diisi dengan berbagai macam kesenian.
Terdiri dari tarian warok, tarian topeng ireng, tarian gedruk. Ketiga kesenian ini dibawah naungan Manggala Jaya yang sudah berdiri sejak tahun 2014. Manggala Jaya mempertontonkan seluruh potensi kesenian yang mereka miliki. Manggala Jaya juga merupakan sebuah rumah kesenian yang berasal dari dusun Tegalsari, desa Purwosari, kecamatan Kranggan, kabupaten Temanggung. Tidak hanya terkenal di kabupaten Temanggung saja, Manggala Jaya sudah menarik penonton dari berbagai macam kota di luar Temanggung.
Tarian warok yang dipentaskan ditampilkan oleh anak-anak kecil hingga ibu-ibu PKK yang berasal dari Tegalsari. Keseruan ini menambah keingintahuan orang luar untuk menonton pertunjukan tersebut. Hingga tarian gedruk yang diberikan sedikit lakon bercerita tentang Rama dan Shinta menjadi tambahan romantisme dalam malam puncak Mahasandhya. Keseruan hingga haru yang diciptakan pada malam puncak ini memberikan sebuah kesan bahagia yang ingin diberikan oleh Mahasiswa KKN UGM untuk seluruh warga Purwosari, khususnya warga Tegalsari yang menjadi salah satu tempat KKN UGM Pesona Kranggan 2024.
Tidak hanya kesenian saja yang ditampilkan pada malam puncak Mahasandhya. Mahasiswa KKN juga membuat sebuah pameran seni yang terdiri dari kain batik tulis dan ecoprint hasil dari kegiatan Mahasiswa. Hal ini bertujuan untuk mengangkat potensi yang ada di desa Purwosari dan memberikan ruang untuk masyarakat awam untuk lebih mengenal kerajinan yang ada di desa tersebut.
Perpisahan yang dibuat sebaik mungkin untuk menjadi kenang-kenangan warga setempat sukses dilakukan oleh Mahasiswa yang terlibat. Seluruh warga senang dengan acara perpisahan ini. Kenang-kenangan yang tidak bisa dilupakan oleh Mahasiswa KKN. Perpisahan bukanlah tentang kehilangan, namun perpisahan merupakan sebuah moment untuk selalu memberikan ruang sukacita dari berbagai macam perjalanan yang menyenangkan untuk selalu diingat pada setiap lini kehidupan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H