Penyelenggaraan acara Fete de la Musique di IFI Yogyakarta diadakan di dua lokasi, yaitu auditorium IFI Yogyakarta dan kafe Le Sole. Penampilan di auditorium IFI Yogyakarta antara lain oleh band Alur Maju, Antelop, Port Moresby, Wagmi, Riga Pratama dan Replay. Untuk penampilan di kafe Le Sole ialah band Musik Kemarin Siang.
Band Alur Maju merupakan band pertama yang tampil pada acara Fete de la Musique 2023 di auditorium IFI Yogyakarta. Band tersebut terdiri dari pemain drum, flute, bass, keyboard, vokal dan gitar.
Dalam lagu yang dibawakan, tema melodi pada flute membuat terdengar halus. Terdapat lagu yang dibawakan secara solo vokal dalam bahasa Inggris dengan iringan gitar akustik. Pada lagu Live In Manhattan, terdengar melodi gitar serta ritme drum yang rapat dan cepat. Band Alur Maju pernah tampil pada acara Fete de la Musique tahun lalu, dan pada penampilan tahun ini menambahkan lagu yang baru.
Penampilan ke dua ialah band Antelop, bunyi gitar yang gahar dan raungan distorsi memenuhi auditorium IFI Yogyakarta. Lagu-lagu yang dibawakan memiliki aransemen yang tertata rapi, di tengah musik yang menggelegar suara vokal terdengar dengan jelas. Aksi panggung yang disajikan pun menarik, terlebih ketika para gitaris berbalik menghadap drummer seperti aksi panggung band heavy metal profesional. Di antara lagu-lagu yang dibawakan ialah Symphony Of Destruction dan Moral Berkarat.
Setelah itu penampilan oleh band Port Moresby. Lagu-lagu yang dibawakan seakan menghipnotis penonton dan nuansa rock garage memenuhi auditorium pada saat itu.
Ketika lagu Livin' In Upside Down dibawakan, beberapa orang dari tempat penonton, maju menuju ke depan panggung dan mulai melompat mengikuti irama lagu. Di pertengahan lagu mereka mengusung seorang diantaranya dengan posisi badan menghadap ke langit-langit, secara beramai-ramai membawanya menuju tepi ruang di depan panggung.
Kemudian saat lagu I Win You Lose, suasana terasa menghanyutkan seolah-olah ingin meneguhkan para pendengarnya sebagai seorang pemenang.
Penampilan ke empat ialah band Wagmi (We're All Gonna Make It), pada saat lagu pertama dibawakan terdengar suara vokal diiringi oleh iringan keyboard yang piawai. Lagu-lagu yang dibawakan memiliki aransemen yang matang serta unik.
Kemudian pada awal lagu berikutnya, seperti mendengarkan sebuah karya prelude pada keyboard, lagu dibawakan dengan tempo yang lebih cepat, terdapat pergantian nuansa pada keyboard yang diikuti oleh pergantian irama, kemudian lagu kembali ke irama semula.
Band Wagmi juga membawakan sebuah lagu yang diciptakan untuk acara Fete de la Musique, lagu tersebut memiliki lirik yang dinyanyikan secara cepat, disertai dengan perubahan irama dan bernuansa rock.
Alunan variasi arpeggio pun terdengar pada keyboard. Lagu terakhir yang dibawakan ialah lagu Cublak-Cublak Suweng Rikala Padang Bulan, terdengar permainan instrumen yang mengadaptasi ritme dan timbre gendang, juga terdengar improvisasi oleh keyboard dan gitar.