Oleh Labinot Hajdari, University of Warsaw, University of
Prishtina ORCID ID: 0000-0002-3568-0320
Disebutkan di sini bahwa negara selalu menggunakan budayanya untuk menyampaikan nilai-nilai politik, sosial dan ekonomi. Pengembangan dari teknik informasi, baik kekuasaan dan pengaruh dari opini publik dalam menciptakan dan membentuk prioritas politik, juga merupakan hal baru dalam kebijakan luar negeri. Tetapi diplomasi publik menjadi penting, menimbang hal tersebut merupakan sebuah alat yang kuat dan cara yang manjur untuk mewakili kepentingan nasional mereka dan mencapai perhatian dalam hubungan internasional. Kosovo sebagai negara termuda di Eropa, untuk menerima bantuan negara tersebut berusaha memperoleh pengakuan internasional. Diplomasi telah berkembang dalam faham klasik dengan membangun hubungan melalui saluran diplomasi, sementara diplomasi publik, budaya dan olahraga diabaikan.
Dijelaskan bahwa terdapat penelitian terbatas mengenai bagaimana diplomasi publik dalam membangun citra sebuah negara kecil. Pencapaian warganegara perseorangan sebagai alat untuk promosi negara kecil dibiarkan tidak tergali. Artikel ini bertujuan membenarkan bahwa olahraga dan musik, sebagai alat diplomasi publik, menolong negara kecil karena membangun citra dan reputasi negara tersebut di tingkat internasional. Olahraga dan musik juga melengkapi diplomasi tradisional serta melampaui batas diplomasi klasik.
Dipaparkan bahwa tulisan ini terdiri dari tiga bagian, pertama pertanyaan mengenai diplomasi publik dan branding bangsa secara umum dengan mempertimbangkan aksi Kosovo, kedua persoalan mengenai diplomasi olahraga dan seni, dan terakhir beberapa kejadian olahraga, budaya dan musik di Kososvo yang berhasil antara tahun 2008 dan 2018. Istilah diplomasi publik digunakan untuk menggantikan kata propaganda. Jozef Batora berpendapat bahwa diplomasi publik merupakan sebuah kesempatan bagi negara kecil untuk mempengaruhi agenda internasional. Gareth Evans mengatakan bahwa persuasi dan pengaruh dari diplomasi publik mengangkat sisi dalam dan sisi luar pemerintahan.
Gifford Malone mengemukakan bahwa diplomasi publik mempengaruhi persepsi sebuah pemerintahan dengan menyediakan pemahaman mengenai ide, budaya, institusi, tujuan dan kebijakan negara tersebut. Menurut Niholas J. Cull, diplomasi publik berbentuk hubungan antara pemerintahan dan publik negara yang berbeda. Jan Mellisen berpendapat bahwa diplomasi publik bertujuan untuk mempengaruhi audiensi luar negeri, masyarakat dan pemegang kekuasaan untuk menciptakan citra positif negara dan untuk memenangkan hati dan pikiran dari audiensi luar negeri. Salah satu alat dari diplomasi publik ialah branding bangsa, diplomasi publik dan branding bangsa adalah konsep yang sama dan memiliki tujuan yang sama untuk mempromosikan citra dan kepentingan bangsa, untuk menggantikan citra yang lama dengan citra yang baru.
Disebutkan juga setelah kemerdekaan Kosovo, negara tersebut memperdalam hubungan dengan negara-negara yang mendukung kemerdekaannya. Kosovo juga memiliki prioritas kebijakan luar negeri. Branding bangsa dan diplomasi publik bertujuan untuk membangun reputasi baru dengan mengatasi citra negatif negara pasca perang. Pemerintah Kosovo mengembangkan kampanye branding bangsa dengan slogan "Kosovo - Young Europeans" yang berdasarkan keadaan Republik Kosovo sebenarnya yaitu sebagai negara termuda di dunia dan rumah bagi populasi termuda di Eropa. Iklan televisi ditayangkan di saluran televisi internasional. Dijelaskan di sini bahwa aktivitas diplomasi publik ialah proyek "Communiation with Europe through diplomacy" sebagai sebuah alat untuk memperkuat hubungan antara Kosovo dengan negara-negara yang belum mengenalnya. Bidang yang memiliki pengaruh berarti dalam mengatasi batasan komunikasi dengan negara demokrasi dan bangsa lain adalah olahraga dan musik melalui upaya perorangan. Peran olahraga dan budaya telah tumbuh selama bertahun-tahun sebagai sebuah alat diplomasi.
Di dalam tulisan ini jelaskan juga bahwa melalui olahraga, kota-kota dan negara-negara dapat berkenalan dan berkomunikasi dengan rekanannya, membuka jalan untuk hubungan berkelanjutan. Olahraga juga sering diartikan sebagai bahasa universal yang memungkinkan perorangan dari budaya berbeda berkomunikasi satu sama lain. Pertemuan dengan pihak lawan dapat memperkuat identitas nasional masing-masing pihak atau negara. Terdapat pertandingan olahraga dengan tujuan untuk meredakan ketegangan antara negara yang tidak dapat mencapai kesepakatan damai melalui jalur diplomasi tradisional, contohnya ialah "the diplomacy of ping-pong", dipertimbangkan sebagai sebuah hal unik dari penggunaan olahraga dalam diplomasi. "Sport diplomacy" merupakan kemajuan dalam diplomasi kontemporer. Menurut Stuart Murray para seniman, guru, siswa, pengelana, ahli dan orang muda sebagai diplomat publik yang berdampingan dengan diplomat tradisional. Bagi Olivier Urbain "musik memiliki kekuatan untuk menggerakkan orang ke arah perdamaian dan tujuan mulia, atau ke arah yang merusak". Dan lagi Felicity Laurence berfikir bahwa musik berguna sebagai alat yang kuat dan ada di mana-mana dalam propaganda, juga memfasilitasi peningkatan rasa solidaritas melampaui batas budaya dan nasional, akhirnya menuju rasa kesadaran universal dan saling terhubung. Secara historis musik telah digunakan oleh perorangan dan pemerintahan untuk mengurangi hubungan yang tegang dalam kurun waktu tertentu, atau dalam hubungan dengan negara tertentu.
Dijelaskan di sini bahwa bentuk diplomasi seperti ini tidak direncanakan, tidak direncanakan untuk menanamkan dasar diplomasi publik pada pencapaian global perorangan. Disebutkan juga bahwa blokade politik menjadi halangan berarti untuk generasi muda Kosovo seperti pencegahan terhadap Kosovo untuk mengikuti kontes kecantikan, Federasi Karate Kosovo tidak diijinkan memasuki wilayah Serbia dalam perjalanan menuju kejuaraan Karate Eropa.
Disebutkan pula bahwa perilaku politik yang keras terhadap Kosovo memadamkan usaha negara tersebut untuk pengembangan dan integrasi seni dan olahraga guna memberi perubahan kepada atlet muda di negara tersebut. Menurut Grant Jarvie bahwa tak mungkin untuksepenuhnya memahami masyarakat dan budaya kontemporer tanpa mengakui olahraga. Halangan terhadap olahraga sebuah negara merupakan usaha untuk menghalang-halangi promosi dan pengakuan budayanya.
Dipaparkan bahwa bukan rencana dalam kebijakan luar negeri Kosovo bahwa pencapaian perorangan dalam olahraga dan musik akan mewakili Kosovo dan kenegaraannya, orang-orang yang berbakat dalam olahraga dan musik memutuskan untuk terlibat secara aktif dalam diplomasi negaranya. Keberhasilan perorangan dalam diplomasi publik Kosovo telah membuka kesempatan untuk banyak generasi yang akan datang. Penerimaan Kosovo sebagai anggota UEFA dan FIFA merupakan simbol kemenangan kebijakan luar negeri Kosovo. Petrit Selimi mengatakan diakui pada lapangan olahraga dan daring memiliki gaung yang lebih besar daripada dalam ruangan belakang di Brussels.