Campuran adalah materi yang tersusun atas dua atau lebih zat dengan komposisi tidak tetap dan masih memiliki sifat-sifat zat awalnya. Campuran tidak memiliki komposisi yang tetap dan terbentuk tanpa melalui reaksi kimia. Pada campuran senyawa-senyawa pembentuknya bergabung tanpa melibatkan ikatan kimia. Campuran dapat digolongkan menjadi campuran homogen dan campuran heterogen. Setiap campuran, apakah homogen atau heterogen, dapat dibuat dan kemudian dipisahkan dengan cara fisika menjadi komponen-komponen murninya tanpa mengubah identitas dari setiap komponen.
Berbagai metode digunakan dalam pemisahan campuran dengan tujuan untuk mendapatkan zat murni atau beberapa zat murni dari suatu campuran, serta untuk mengetahui keberadaan suatu zat dalam suatu sampel (analisis laboratorium). Metode pemisahan campuran dapat dibedakan menjadi dua golongan berdasarkan tahap proses pemisahannya: metode pemisahan sederhana dan metode pemisahan kompleks. Metode pemisahan sederhana adalah metode yang menggunakan cara satu tahap. Proses ini terbatas untuk memisahkan campuran atau larutan yang relatif sederhana. Contoh dari metode ini meliputi:
- Filtrasi: untuk memisahkan padatan dari cairan.
- Distilasi: untuk memisahkan komponen berdasarkan perbedaan titik didih.
- Penguapan: untuk memisahkan zat terlarut dari pelarut.
Metode pemisahan kompleks memerlukan beberapa tahapan kerja, yang melibatkan penambahan bahan tertentu, pengaturan proses mekanik alat, dan reaksi-reaksi kimia yang diperlukan. Metode ini biasanya menggabungkan dua atau lebih metode sederhana. Metode pemisahan kompleks memungkinkan pemisahan campuran yang lebih rumit dan sering kali digunakan dalam analisis laboratorium untuk memastikan hasil yang lebih akurat dan spesifik. Contoh dari metode ini meliputi:
- Kromatografi: menggunakan fase bergerak dan fase diam untuk memisahkan komponen berdasarkan perbedaan interaksi.
- Ekstraksi: menggunakan pelarut untuk memisahkan komponen berdasarkan kelarutan.
- Elektroforesis: memisahkan molekul berdasarkan ukuran dan muatan listrik.
Koloid
Sistem koloid merupakan suatu sistem dispersi. Sistem ini merupakan campuran dari zat yang tidak dapat bercampur. Sistem ini terdiri dari dua fase yaitu, fase terdispersi dan medium pendispersi. Sistem koloid memiliki beberapa ciri-ciri, diantaranya (1) bersifat homogen secara makroskopis, namun heterogen secara mikroskopis; (2) partikel berukuran antara 1-100 nm; (3) bersifat stabil; (4) terdapat fase terdispersi dan pendispersi; (5) tidak dapat disaring kecuali dengan alat penyaring ultra. Kolodi juga memiliki beberapa sifat yang hanya dimiliki system campuran ini, yaitu
- Efek Tyndall, peristiwa dimana jalannya sinar di dalam koloid dapat terlihat. Ini karena partikel-partikel koloid dapat menghamburkan cahaya ke segala arah. Peristiwa ini serupa dengan debu dalam rumah yang kelihatan bila ada sinar yang masuk melalui celah.
- Gerak Brown, partikel koloid bergerak acak zig-zag yang disebabkan oleh tumbukan tak setimbang antara partikel terdispersi dengan pendispersi.
- Elektroforesik, karena partikel koloid bermuatan maka mereka dapat bergerak dalam medan listrik. Jika ke dalam tabung U dimasukkan koloid dan ujung-ujung tabung dipasang elektrode serta dialirkan arus searah, maka dispersi koloid akan bergerak menuju elektrode yang cocok. Koloid bermuatan negatif menuju anoda dan sebaliknya koloid bermuatan positif menuju ke katoda. Sifat digunakan sebagai dasar untuk memisahkan partikel-partikel koloid.
- Elektroosmotik, gerak partikel koloid bermuatan melalui membrane semipermiabel oleh pengaruh medan Listrik.
- Koagulasi, peristiwa pengendapan atau penggumpalan koloid akibat diberikan perlakukan pada system koloid.
- Koloid pelindung, beberapa koloid yang tidak menyebabkan koogulasi jika ditambahkan kepada koloid lain bahkan menstabilkannya. Koloid pelindung ini berupa lapisan tipis yang menyelubungi partikel sehingga melindungi muatan koloid itu.
- Adsorpsi, peristiwa penyerapan pada permukaan. Makin luas permukaan makin besar daya adsorpsinya. Partikel koloid lebih kecil daripada suspense, maka luas permukaannya jauh lebih besar, sehingga mempunyai daya adsorpsi yang sangat besar.
Koloid dapat dibedakan berdasarkan system disepersinya maupun berdasarkan sifat reversible maupun irreversibelnya atau berdasarkan sifat suka cairan (liofil) dan tidak suka cairan (liofob). Berdasarkan media terdispersi dan pendispersinya, koloid dapat dibedakan sebaagi berikut.
Fase terdispersi
Medium pendispersi
Nama
Contoh
Gas