Lihat ke Halaman Asli

I PtGd

SMA Negeri 10 Denpasar

Ikatan Kimia

Diperbarui: 17 Juni 2024   08:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Ikatan kimia dapat didefinisikan sebagai gaya tarik menarik antara dua atom atau lebih dalam satu molekul. Ikatan kimia yang terbentuk dapat dibedakan sesuai perubahan konfigurasi elektron yang terjadi dalam atom-atom yang terlibat dalam proses pembentukan ikatan kimia tersebut. Macam-macam ikatan kimia yang dikenal saat ini adalah ikatan ionik, ikatan kovalen, dan ikatan karakteristik (gaya Van der Waals, ikatan hidrogen, dan ikatan logam).

Gaya antar molekul adalah gaya yang beraksi diantara molekul, yang menyebabkan molekul-molekul melakukan baku tarik satu sama lain. Semakin kuat gaya antar molekul, materi cenderung membentuk padatan, sebaliknya semakin lemah gaya antar molekul, materi dapat berwujud cair bahkan gas. Gaya tarik antar molekul ini disebut dengan Gaya Van Der Waals. Gaya ini diusulkan pertama kalinya oleh Johannes Van der Waals (1837 1923). Gaya Van Der Waals dapat terjadi pada molekul nonpolar maupun molekul polar. Gaya Van Der Waals dalam suatu molekul dipengaruhi oleh tiga hal diantaranya: adanya tarik menarik antara molekul polar dengan molekul polar (dipol-dipol), adanya tarik menarik antara ion dengan molekul polar (ion-dipol), dan adanya tarik menarik antara molekul nonpolar akibat adanya dipol sesaat yang juga disebut gaya dispersi (gaya London).

Gaya dipol-dipol (dipole-dipole forces) merupakan gaya yang bekerja antara molekul-molekul polar yang memiliki momen dipol. Dalam zat polar, molekul memiliki momen dipol permanen sehingga molekul molekul tersebut cenderung berbaris dengan ujung positif dari satu dipol mengarah ke ujung negatif dipol tetangganya. Asal gaya ini adalah gaya elektrostatik. Makin besar momen dipolnya, makin kuat gayanya. Interaksi elektrostatik juga menjelaskan gaya ion-dipol (ion-dipole forces) yang terjadi antara suatu ion (bisa kation atau anion) dengan suatu molekul polar. Kekuatan interaksi ini bergantung pada muatan dan ukuran ion. Muatan kation umumnya lebih terpusat, karena kation biasanya lebih kecil daripada anion. Jadi, kation berinteraksi lebih kuat daripada anion. Gaya London adalah gaya tarik menarik yang sifatnya lemah antara atom atau molekul non polar yang timbul karena adanya pergerakan electron yang acak di sekitar atom-atom. Hal ini berhubungan dengan probabilitas keberadaan electron dalam kawasan tertentu pada suatu waktu. Salah satu probabilitas adalah pada suatu waktu yang sesaat (murni secara kebetulan) electron terkonsentrasi di satu kawasan dalam atom atau molekul. Gaya tarik-menarik ini hanya berlangsung sesaat, dikarenakan dipol sesaat dan terimbas yang muncul mengikuti fluktuasi/lonjakan electron.

Ikatan hydrogen (hydrogen bond) adalah jenis khusus interaksi dipol-dipol antara atom hydrogen dalam ikatan polar. Ikatan hydrogen hanya terjadi pada senyawa tertentu yang mengandung hydrogen sebab semua atom selain H mempunyai elektron kulit dalam untuk menghalangi intinya dari tarikan oleh elektron pasangan bebas dari atom di dekatnya. Ikatan hidrogen adalah ikatan antar molekul yang memiliki atom hidrogen yang terikat pada atom yang memiliki sifat keelektronegatifan yang tinggi yang menyebabkan terjadinya peningkatan titik didih.

Ikatan logam adalah ikatan yang terdapat pada unsur logam yang terbentuk karena adanya delokalisasi electron yang tersebar dalam logam tersebut. Contoh beberapa unsur logam adalah Emas (Au), Perak (Ag), Besi (Fe), dan Tembaga (Cu). Pada ikatan logam terdapat elektron yang bebas mengeliling inti, inti tersusun secara teratur dikelilingi elektron-elektron. Elektron bebas yang mengelilingi inti itu tidak terikat pada salah satu inti, hingga mudah pindah pindah ke tempat - tempat yang energinya rendah. Dengan adanya elektron yang tidak terikat secara khusus pada inti tertentu, maka ikatan logam itu kuat dan logam tersebut mudah menghantarkan listrik. Elektron yang paling luar pada sebagian besar logam biasanya mempunyai hubungan yang tidak erat dengan ini karena letaknya yang jauh dari muatan positif inti. Semua elektron valensi logam-logam bergabung membentuk lautan elektron yang bergerak bebas di antara inti atom. 

Elektron yang bergerak bebas beraksi sebagai ikatan terhadap ion bermuatan positif. Ikatan logam tidak mempunyai arah. Akibatnya, ikatan tidak rusak ketika logam ditempa. Sifat-sifat dari logam yan timbul akibat adanya ikatan logam antara lain: (1) titik didih dan titik lebur logam makin tinggi bila ikatan logam yang dimiliki makin kuat, (2) apabila salah satu ujung dari logam dipanaskan maka awan elektron ditempat tersebut mendapat tambahan energi termal maka energi termal tersebut dapat ditransmisikan ke bagian-bagian lain dari logam yang memiliki temperatur lebih rendah sehingga bagian tersebut menjadi panas hal ini membvuat logam dapat menghantarkan listrik dan juga panas, (3) logam akan tampak berkilau apabila sinar tampak mengenai permukaannya karena  sinar tampak akan menyebabkan terjadinya eksitasi elektron-elektron bebas pada permukaan logam, (4) elektron valensi yang mudah bergerak dalam kristal logam membuat elektron- elektron tersebut bergerak mengelilingi ion logam yang bermuatan positif secara simetri, karena gaya tarik antara ion logam tidak kaku seperti pada ikatan dalam kristal senyawa kovalen, sebab dalam kisi kristal logam tidak terdapat ikatan yang terlokalisasi sehingga logam dapat ditempa, dibengkokan dan juga ditarik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline