Penggunaan perangkat teknologi merupakan suatu kegiatan yang sudah lekat dengan keseharian kita saat ini. Sudah menjadi pemandangan yang lumrah jika kita berpapasan dengan orang yang tetap menggunakan gadget sambil berjalan ataupun anak - anak usia dini yang sudah sangat fasih menggunakan gadget. Sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Luthfatun Nisa (2020) hampir 55% dari penduduk Indonesia adalah pengguna gadget. Didalamnya termasuk anak yang masih tergolong kelompok umur di usia dini. Sehingga sangat penting untuk mengarahkan kegiatan penggunaan gadget ini ke penggunaan yang lebih positif dan dapat mendukung perkembangan anak.
Penggunaan gadget dalam pendidikan anak usia dini bisa dirancang untuk mengembangkan pendidikan yang interaktif dan kreatif. Dari sudut pandang teori Piaget, kelompok usia dini dengan range 2 - 7 tahun termasuk dalam tahap praoperasional. Anak - anak yang berada di tahapan ini menggunakan pengamatannya dan mengaitkannya dengan suatu ide ataupun kegiatan.
Berikut adalah aspek - aspek dari tahap perkembangan ini (Sanghvi, 2019):
Conservation
Pengertian anak akan sesuatu dalam jumlah tertentu adalah sama tanpa memperhatikan perubahan pengaturan ataupun tampilan fisiknya.
Centration
Anak akan lebih cenderung fokus pada satu aspek stimulus.
Egocentrism
Anak belum mampu untuk melihat dari sudut pandang orang lain.
Pengaplikasian teknologi ke dalam rancangan pendidikan bagi anak usia dini bisa didasarkan pada aspek kunci tersebut diatas. Salah satu teknologi yang dapat digunakan adalah Augmented Reality atau lebih dikenal dengan AR. Penggunaan teknologi AR menjadi pilihan untuk penunjang sarana pembelajaran karena: