Bali merupakan salah satu kota yang dikenal dengan kekentalan budayanya. Salah satu budaya yang terkenal dan ditunggu-tunggu perayaannya adalah tradisi ogoh-ogoh yang sangat dekat pelaksanaannya dengan hari raya Nyepi.
Hari raya Nyepi adalah hari raya bagi umat Hindu yang dirayakan setiap tahun baru Saka. Ketika Hari raya Nyepi, Bali menjadi kota sunyi tanpa suara dan cahaya. Perayaan ogoh-ogoh biasa dilaksanakan ketika satu hari sebelum hari raya Nyepi.
Ogoh-ogoh adalah bentuk manifestasi raksasa yang besar dan menakutkan disebut sebagai Bhutakhala yang dalam ajaran Hindu mepresentasikan kekuatan (Bhu) alam semesta dan waktu (Kala). Selain untuk meramaikan semarak hari raya Nyepi, pawai ogoh-ogoh juga digelar dengan tujuan mengusir Bhutakhala yang merupakan manifestasi sifat buruk dari lingkungan perumahan, maupun lingkungan sekitar.
Dalam membuat ogoh-ogoh, para seniman akan membuat ogoh-ogoh dengan membuat kerangka patung dari bambu hingga besi, lalu membentuknya dengan anyaman bambu. Setelah itu, ogoh-ogoh dikreasikan sedemikian rupa sehingga menjadi ogoh-ogoh yang menarik dan megah.
Tradisi ogoh-ogoh biasanya dilaksanakan dengan cara parade atau pawai dengan diiringi oleh gamelan khas Bali. Pada saat malam sebelum Nyepi, warga akan berbondong-bondong untuk menonton parade ini. Biasanya, tradisi ini juga diramaikan dengan adanya perlombaan untuk mencari ogoh-ogoh terbaik.
Ogoh-ogoh menjadi salah satu budaya yang menarik karena tidak bisa kita temukan di negara lain. Oleh karena itu, mari kita jaga budaya kita yang satu ini. Pelaksanaan hari raya Nyepi tahun selanjutnya akan dilaksanakan pada tanggal 11 Maret 2024 dan kita bisa kembali menyaksikan parade ogoh-ogoh selanjutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H