Umurku masih 14 tahun saat itu. Suara cekikikan dari bangku seberang selalu membuatku menoleh. "Mengapa mereka bisa tertawa hanya dengan melihat wajah cantik?". Itu yang terlintas di benakku saat itu. Masih kecil, tidak tahu apa-apa, hanya bisa mengomentari kebahagiaan orang lain.
Dua tahun kemudian suara cekikikan itu lenyap. Anak kecil itu kini mencapai remaja. Remaja yang sedang di masa jatuh bangunnya. Di siang yang terik dengan peluh yang sudah bau tengik, kami dihadapi dengan kenyataan.
Masa depan kami ditentukan saat itu juga. Masa depan kami bergantung pada satu pilihan. Pilihan apa? Pilihan jurusan kuliah. Ya, betul. Saat itu aku anak kelas tiga SMA yang dilelahkan dengan berbagai mata pelajaran. Aku adalah satu dari sekian anak MIPA yang berusaha mencuri jatah anak IPS. Maafkan aku, tapi aku juga ingin punya masa depan.
Di malam ke pagi ketika aku berkutat dengan buku dan pulpen warna-warni, aku menemukan secercah hiburan. Lagu yang berdendang di telingaku saat itu terasa sangat ringan dan menghibur. "Sarangeul haetta urigamana..."
Yes, aku menemukan judulnya. Love Scenario. Seingatku itu beberapa bulan setelah lagu itu dirilis. Aku mulai mencari dan mencari siapa mereka. Mereka yang menyandungkan lagu seringan itu.
Mereka adalah iKON, sebuah grup boyband bentukan YG Entertainment. Tak pernah aku bayangkan bisa menemukan mereka. 2018 adalah tahun emas bagi iKON dan iKONIC.
Kami sedang jaya-jayanya karena lagu Love Scenario yang mendunia. Love Scenario menggaet penggemar baru, termasuk aku yang saat itu sedang diterpa badai UTBK (Ujian Tertulis Berbasis Komputer).
iKON saat itu terdiri dari tujuh orang pria tampan dan pemberani (mereka benar-benar berani). Leadernya adalah Kim Hanbin, kemudian anggotanya adalah Bobby, Jinhwan, Yunhyeong, DK, June, dan Chanwoo. Keberanian mereka diakui dari sekian program survival yang pernah mereka ikuti. Bersama grup Winner, mereka pernah menjadi Tim B di program WIN: Who is Next.
Takdir begitu kejam, iKON tidak berhasil debut. Mereka malah kembali mengikuti survival Mix & Match yang kemudian membuat Chanwoo bergabung dengan iKON. Meski penggemar baru dan sudah tahu bagaimana takdir iKON, aku tetap meneteskan air mata di setiap adegan Mix & Match. Percaya atau tidak, aku bahkan tidak berani menonton WIN.
iKON adalah secercah harapan di balik keputusasaanku di tengah perjuangan mencapai kuliah. Lagunya selalu diputar setiap detik, setiap menit, setiap jam, setiap hari. Maafkan aku, tapi aku pernah membenci Love Scenario karena overplayed. Aku rasa semua iKONIC pun begitu.
Mereka adalah penyemangatku. Tayangan konser mereka dengan durasi dua jam lebih di Youtube entah sudah aku putar berapa kali. Begitu pun iKON TV dan acara ragam lainnya. Menyenangkan melihat mereka tertawa, seakan aku memiliki teman yang menghibur.