Peringatan asal-usul orang Bali ini dikuatkan dengan pembacaan ritual majajiwan di Besakih, sebab dalam majajiwan disebutkan leluhur dari Keling. Majajiwan itu adalah ritual untuk mensensus penduduk Bali. Penduduk Bali yang disensus adalah pertama yang berleluhur di Keling (Odisha) dengan bahasa 'manira sakeng keling". Berikutnya adalah leluhur dari Singasari, dan Majapahit. Pembacaan majajiwan ini memperkuat adanya asal-usul leluhur dari Kalinga, India sehingga memperkuat peringatan pujawali Purnama Kartika.
Peringatan pujawali Purnama Kartika ini diperkuat dengan mitologi perjalanan Rsi Markendya ke Bali, sebab nama Rsi Markendya adalah nama rsi dari India. Mitologi dimuat dalam Lontar Markendya Purana yang menceritakan perjalanan Rsi Markendya ke Bali bersama orang-orang Aga. Secara geneologis, Rsi Markendya termasuk rsi dari kelompok Vedasira. Hal ini yang menyebabkan Bali memiliki peninggalan Lontar Vedasira (Lanus, 2021). Mitologi Markendya Purana dan peninggalan Vedasira ini memperkuat jalinan Bali-Kalinga yang diceritakan melalui tradisi upacara.
Jalinan Bali-Kalinga ini pernah diteliti secara arkeologi yang dilakukan Ardika (2019). Penelitian ini menguatkan hubungan Bali dengan India, sebab ditemukan manik-manik yang merupakan bukti perdagangan antara Bali dengan India. Prasasti-prasasti Bali Kuno juga menyebutkan nama-nama pusat pendidikan di India seperti Nalanda, Amarawati, dan Waranasi (Ardika, 2019). Penelitian ini menunjukkan hubungan kuat antara Bali dengan India pada masa-masa Bali kuno. Temuan-temuan ini memperkuat cerita ritual-ritual Bali melalui penelitian arkeologi.
Penelitian arkeologi ini merupakan bagian dari penelitian arkelogi tentang pengaruh India ke Nusantara, sebab munculnya kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu di Nusantara. Contohnya adalah Kerajaan Kutai di Kalimantan, Kerajaan Kalinga di Jawa Tengah, dan Tarumanagara di Jawa Barat. Kerajaan-kerajaan ini menunjukkan kuatnya hubungan Nusantara dengan India pada zamannya. Hubungan-hubungan ini sampai juga ke Bali, sehingga banyak bukti-bukti arkeologi tentang hubungan tersebut di Bali.
Cerita-cerita ini diperkuat lagi dengan studi-studi DNA orang Bali, sebab DNA merupakan catatan dalam tubuh manusia. Studi DNA pada masyarakat Bali menemukan unsur-unsur DNA yang umum pada DNA India Selatan (JUNITHA & SUDIRGA, 2007). Temuan pada studi DNA ini menunjukkan bahwa cerita tradisi melalui ritual, mitologi, dan temuan arkeologi terkomfirmasi kebenarannya. Karena itu, studi DNA telah menjadi pintu masuk untuk komfirmasi dari pertemuan tradisi Purnama Kartika dengan Kartika Purnima.
Daftar Pustaka
Ardika, I Ketut. (2019). Indianization and the Spread of Buddhism in Bali. https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/82526331/0_20FULL_ICAPAW_2019_PROCEEDINGS-libre.pdf?
JUNITHA, I. K., & SUDIRGA, S. K. (2007). Variasi DNA Mikrosatelit Kromosom Y pada Masyarakat Bali Mula Terunyan. HAYATI Journal of Biosciences, 14(2), 59--64. https://doi.org/10.4308/hjb.14.2.59
Lanus, Sugi. (2021). AJARAN SUCI & SILSILAH PARA RSI MRKAEYA. https://purikauhanubud.org/ajaran-suci-silsilah-para-rsi-markandeya/
Skilling odisha. (2019). International Journal of Scientific and Technology Research.
Riana, Jro Mangku I Ketut. (2024). Tinjauan Babad: Sekilas Gunung Batur dan Pura Ulun Danu Batur. https://www.babadbali.com/pura/plan/batari-dewi-danuh.htm
Wikarman, I Nyoman Singgin dik. (2024). Kalender Hindu. Bangli: Yayasan Wikarman
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H