Lihat ke Halaman Asli

I Gede Sutarya

Penulis dan akademisi pada Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar

Konferensi Minamata, "Danu Kertih", dan Pariwisata Bali

Diperbarui: 18 Januari 2022   03:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (Freepik)

Konferensi Minamata akan dilaksanakan di Bali pada 21-25 Maret 2022. Konferensi yang diikuti 37 negara ini akan membahas pengurangan dan penghapusan merkuri untuk sektor kesehatan, manufaktur, energi dan pertambangan emas. 

Konferensi ini mengingatkan semua orang tentang keracunan ikan akibat merkuri di perairan Minamata, Jepang pada tahun 1956.

Konferensi ini semakin tepat dilakukan di Bali, karena Bali juga sedang menghadapi berbagai masalah lingkungan. 

CNN Indonesia (20 Juli 2021) memberitakan puluhan ribu ikan nila mati di Danau Batur, Kintamani, Bali karena kena racun belerang.

Kematian ikan yang mencapai puluhan ribu ini tentu saja terjadi karena ketidakseimbangan ekosistem di kawasan danau tersebut.

Pemprov Bali merespons persoalan lingkungan ini dengan program Sad Kertih, yaitu dengan pemeliharaan lingkungan kawasan gunung, hutan, sungai, danau, pantai, dan kawasan pemukiman. 

Pada persoalan pemeliharaan kawasan danau (Danu Kertih), Pemprov Bali akan menggelar upacara Danu Kertih dan otonan sarwa wawalungan pada 29 Januari 2022, yang bertepatan dengan Tumpek Uye yang merupakan upacara untuk hewan peliharaan di Bali. 

Tumpek Uye adalah pemujaan terhadap Dewa Shiva sebagai Rare Angon atau pengembala.

Upacara ini akan diisi kegiatan nyata melepas 100 ribu ikan di Danau Buyan, melepas binatang ke hutan, melepas burung, vaksinasi anjing dan membersihkan sampah.

Kegiatan Pemprov Bali yang mengusung tradisi lokal Hindu di Bali patut mendapatkan apresiasi. Karena daya tarik pariwisata Bali sebenarnya adalah romantisme masyarakat Eropa pada era sebelum industrialisasi. 

Romantisme tersebut berupa suasana pedesaan, lahan pertanian yang luas, kehidupan masyarakat yang damai, dan budaya pertanian yang ceria.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline