Lihat ke Halaman Asli

[FFA] Lila dan Penjaga Toko

Diperbarui: 24 Juni 2015   06:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: Hyuna SN - 340 Lila adalah murid SD yang gemar berdandan dan ingin menjadi orang dewasa. Setiap mendapat uang jajan dari orang tuanya, Lila menabungnya karena dia ingin membeli kosmetik baru. Lila tertarik menggunakan kosmetik karena tantenya gemar sekali mendadaninya. “Lila cantikkan kalau pakai lipstik,” ucap tantenya suatu hari saat mendandaninya. Ketika ibu Lila memanggilnya, Lila dengan cepat menghapus lipstik di bibirnya tapi sejak saat itu Lila suka diam-diam mencoba memakai lipstik sendiri. Lila berpikir bahwa menjadi orang dewasa dan bisa menggunakan lipstik akan membuatnya menjadi cantik. Suatu hari, Lila membeli sebuah lipstik baru dengan uang yang di tabungnya. Di rumahnya, Lila memakai lipstik itu dan memandangi wajahnya di cermin. Tiba-tiba ibunya memangilnya dan Lila pun panik. Ibunya pernah memergokinya memakai lipstik dan langsung menasehati Lila. “Lila, kamu masih muda, sayang. Jangan memakai lipstik ya. Nanti bibir kamu hitam,’ nasehat ibu Lila. Ternyata ibunya hanya menyuruhnya untuk mengganti baju dan makan dulu sepulang sekolah. Selesai makan, Lila buru-buru bermain bersama teman-temannya di taman dekat rumahnya dan memamerkan lipstik yang baru dibelinya. “Lihat-lihat,” Lila memamerkan lipstiknya, “aku baru beli lipstik. Dengan memakai lipstik, aku bisa jadi cantik dan dewasa,” ucap Lila antusias. Yeni, teman Lila, melihat lipstik yang ditunjukkan Lila padanya. Tanpa sengaja, saat Yeni membuka lipstik itu, Yeni mematahkan lipstiknya. Yeni langsung menangis ketika dia melihat lipstik Lila patah. Melihat Yeni menangis, Lila tidak jadi marah padanya. Dia ingat kata ibunya bahwa jika ada yang menangis, kita tidak boleh memarahinya lagi. Saat pulang ke rumah, Lila mengubur lipstik kesayangannya itu sendirian. Di kamarnya, Lila menangis tak henti-henti hingga dia kelelahan dan tertidur. “Nona kecil, jika Nona menggunakan lipsik ini maka Nona bisa menjadi orang dewasa tapi jika lipsik ini patah maka Nona tidak bisa menjadi anak-anak lagi,” Lila tiba-tiba berada di toko kosmetik dan penjaga toko itu menawarkannya sebuah lipstik, “Nona mau mencobanya?” tanya penjaga toko itu. Kesal karena tidak diperbolehkan memakai lipstik oleh ibunya dan sedih karena lipstik yang baru dibelinya patah, Lila pun menangguk dan menyetujui persyaratan dari penjaga toko itu. “Jika Nona ingin kembali menjadi anak kecil, katakana saja I am young,” ucap sang penjaga toko. Lila langsung mencoba lipstik itu dan ajaib, dia berubah menjadi orang dewasa. Di depan cermin, Lila melihat betapa cantiknya dia dengan lipstik di bibirnya. Ketika Lila mengoleskan lipstik di bibirnya lagi, tak sengaja lipsik itu patah dan bibir Lila berubah menjadi kehitaman. Lila ketakutan dan mencari penjaga toko itu tapi Lila tidak menemukannya lagi. “I am young. I am young,” teriak Lila ketakutan. Mantra itu tidak berkerja dan Lila terjebak dalam dunia orang dewasa. Karena ketakutan, Lila hendak pulang ke rumahnya untuk bercerita pada ibunya. Tak tahu arah jalan pulang, Lila menangis sepanjang jalan. Entah sudah berapa lama Lila menangis dan berputar-putar untuk mencari rumahnya tapi Lila tidak menemukan rumahnya juga dan tidak ada seorang pun membantunya. Ketakutan, Lila pun menjerit keras-keras, “Ibu… Lila takut sendirian. Lila gak mau jadi orang dewasa. Lila mau jadi Lila. Lila mau jadi anak Ibu. Lila gak mau pakai lipstik lagi. Ibu…” teriak Lila sedih. “Ibu…” Lila pun terbangun dari mimpinya. Mendengar teriak dari Lila, ibunya langsung masuk ke kamar Lila dan menenangkannya. “Ada apa Lila? Lila kok jerit-jerit, Sayang?” tanya ibu Lila lembut. “Lila sayang ibu,” ucap Lila. Dia bahagia karena dia hanya bermimpi. Sejak saat itu, Lila tidak pernah lagi diam-diam mencoba memakai lipstik. Lila masih suka menabung sisa uang jajannya. Saat itu, setelah uang tabungannya cukup, Lila membeli peralatan menggambar dengan uangnya sendiri. Ibu Lila sangat bangga melihat Lila rajin menabung. Karena Lila rajin menggambar, kini Lila dapat menggambar seorang putri cantik dalam bukunya.

 Selesai 

NB : Untuk membaca karya peserta lain silahkan menuju akun Fiksiana Community http://www.kompasiana.com/androgini Silahkan bergabung di group FB Fiksiana Community: http://www.facebook.com/groups/175201439229892/




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline