Lihat ke Halaman Asli

Mahasiswa Brawijaya Ciptakan Mesin Pengering Pintar Untuk Rumput Laut

Diperbarui: 24 Mei 2016   04:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi pribadi

Menurut Data statistik sementara (2015) Food and Agriculture Organization (FAO) menyatakan produksi rumput laut Indonesia jenis Gracilaria sp., di tahun 2013 menempati urutan kedua setelah Tiongkok, dengan produksi sebesar 975 ribu ton. Namun dari potensi produksi rumpur laut tersebut tidak diimbangi oleh penanganan pascapanen yang tepat seperti pengering. Pengeringan yang umum dilakukan oleh petani rumput laut adalah pengeringan metode konvensional dengan memanfaatkan sinar matahari dimana rumput laut dijemur diatas tikar atau para bambu. Hal ini menguntungkan petani rumput laut karena biaya operasional yang murah akan tetapi pengeringan konvensional ini dipengaruhi oleh cuaca dimana pengeringan konvensional ini membutuhkan waktu 3-4 hari yang menyebabkan kadar air pada rumput laut tidak sesuai dengan standar mutu dan kotoran yang bertebaran disekitar rumput laut yang dapat menurunkan kualitas rumput laut. Adapun beberapa teknologi yang dikembangkan untuk pengeringan rumput laut yaitu cabinet tray dryer (Primyastanto dan Firdaus, 2010) dan pengeringan cara adsorpsi dengan oven (Djaeni et al.,2007). Akan tetapi, teknologi pengeringan ini, tidak dapat memprediksi besar kecepatan pengeringan pada berbagai kondisi operasi yang menyebabkan waktu pengeringan tidak dapat diprediksi secara lebih akurat. Berlatar belakang hal tersebutlah kelima mahasiswa Brawijaya memiliki ide untuk mengoptimalkan proses pengeringan tersebut dengan menciptakan mesin pengering pintar yang digawangi oleh Eka Tiyas Anggraeni (TEP/13), Muchammad Zakaria (TEP/13), Tanti Nirwana Tambunan (TEP/13), dan Risky Pratama Yudi (TEP/14).

Eka Tiyas Anggraeni selaku ketua tim mengungkapkan bahwa mesin pengering pintar ini sangat bisa diaplikasikan dalam sektor kelautan dan perikanan Indonesia, terutama pada peningkatan kualitas dari rumput laut Gracilaria verrucosa.Mesin ini kami beri nama MI ITEM (Microprecision Intellegent Dryer Machine), MI ITEM mampu memprediksi kadar air dari rumput laut secara presisi dan akurat, serta tidak bersifat destruktif kepada bahan. MI ITEM menggunakan Machine Vision sebagai basis sehingga hasil yang diberikan lebih sensitif dari sensor kadar air yang biasanya ada di mesin pengering lainnya, hal ini penting dilakukan mengingat para petani rumput laut sering mengalami kerugian akibat penanganan pascapanen rumput laut yang kurang tepat. Prinsip kerja MI ITEM cukup sederhana cukup memakai web camera sebagai sensor kadar air pada bahan yang kemudian terintegrasi pada sistem kontrol heater. (dikutip dalam wawancara 23 Mei 2016) (hye)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline