Jember, 29 Juli 2024 - Sebuah terobosan baru di bidang pertanian berkelanjutan telah dilakukan oleh tim KKN Kolaborasi Desa Jambesari. Mereka berhasil mengembangkan pupuk organik cair dari limbah kulit kopi. Uji coba pembuatan pupuk ini diharapkan dapat menjadi solusi ramah lingkungan untuk meningkatkan produktivitas pertanian tanpa merusak ekosistem.
Proses pembuatan pupuk organik cair dari kulit kopi melibatkan beberapa tahapan, mulai dari pengumpulan kulit kopi, fermentasi, hingga ekstraksi cairan organik. Dalam tahap fermentasi, mikroorganisme digunakan untuk menguraikan bahan organik dalam kulit kopi, sehingga menghasilkan pupuk cair yang kaya akan nutrisi seperti nitrogen, fosfor, dan kalium.
"Kami sangat antusias dengan hasil uji coba pembuatan pupuk organik cair. Kulit kopi yang biasanya dianggap sebagai limbah kini bisa dimanfaatkan menjadi pupuk organik yang berkualitas tinggi," ujar Farhan, koordinator Desa. "Proses ini tidak hanya mengurangi limbah, tetapi juga memberikan manfaat besar bagi sektor pertanian."
Selama uji coba, diawali dengan persiapan alat dan bahan, alat yang digunakan diantaranya ember/drum, stop kran, sock pipa paralon, lem paralon, solder. Sedangkan bahan yang digunakan diantaranya kulit kopi kering, molase, starter EM4, air cucian beras, dan air. Pupuk organik cair dari kulit kopi dilakukan pembuatan 2 formulasi sebagai perbandingan, formulasi pertama dengan perbandingan air dan kulit kopi 2:1, sedangkan pada formulasi kedua dengan perbandingan air dan kulit kopi 1:1
Salah satu petani memberikan tanggapan positif pada inovasi pembuatan pupuk organik cair. "Kami berharap program kerja kelompok KKN 132 Desa Jambesari dapat berjalan dengan lancar, dan inovasi ini dapat memberikan hasil yang positif serta bermanfaat bagi para petani, terutama petani kopi yang sulit mendapatkan pupuk karena harganya yang mahal,"ujar Pak H. Ris.
Penggunaan pupuk organik cair dari kulit kopi ini diharapkan dapat diadopsi secara luas oleh para petani di Indonesia. Selain mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia yang harganya terus meningkat, inovasi ini juga mendukung upaya pelestarian lingkungan dan pengelolaan limbah yang lebih baik.
"Kami berharap penelitian ini dapat terus dikembangkan dan didukung oleh berbagai pihak, termasuk pemerintah dan sektor swasta, agar dapat memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat," tambah Farhan.
Dengan hasil uji coba yang menjanjikan ini, masa depan pertanian berkelanjutan di Indonesia semakin cerah. Inovasi dalam pemanfaatan limbah menjadi sumber daya yang berguna adalah langkah penting menuju ketahanan pangan dan kelestarian lingkungan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H