Lihat ke Halaman Asli

Jadilah Traveller yang Santun Terhadap Alam

Diperbarui: 17 Juni 2015   07:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kegiatan travelling menjadi trend belakangan ini. Travelling seakan menjadi menu wajib yang harus dicantumkan dari daftar kegiatan setiap bulannya. Tidak hanya untuk sekedar berlibur, di era social media saat ini, travelling seolah menjadi sebuah bentuk eksistensi seseorang terhadap lingkungan sosialnya.

Meningkatnya kegiatan travelling dikalangan masyarakat berdampak pada meningkatnya industri pariwisata di Indonesia. Yang sudah barang tentu banyak berdampak positif dari berbagai hal, seperti meningkatnya penjualan tiket pesawat terbang, penyewaan jasa transportasi , meningkatnya perekonomian lokal di tempat-tempat wisata, dan masih banyak lagi. Beberapa tempat wisata yang sebelumnya jarang dikunjungi orang, tiba2 saja dalam beberapa kurun waktu belakangan menjadi sangat ramai pengunjung. Spot-spot keindahan panorama alam juga keunikannya menjadi magnet buat para wisatawan untuk menjadi destinasi tujuannya kelak.

Namun sayang, meningkatnya kegiatan travelling di kalangan masyarakat kita tidak diimbangi dengan pengetahuan dan kepedualiannya terhadap alam dan lingkungan. Perilaku seenaknya dan tidak disiplin para traveller (wisatawan) seakan menjadi sebuah bom waktu.  Beberapa objek wisata yang dulunya sepi dan masih terjadi keasriannya, kini ramai pengunjung da justru menjadi kotor.

Menyedihkan memang, beberapa tempat di negeri ini yang sebelumnya masih perawan akhirnya-akhir ini seolah diperkosa habis-habisan oleh para traveller yang mengunjunginya. Banyak tempat-tempat di negeri ini yang semula masih sangat perawan kini sudah ternoda dan tidak suci dan indah seperti dulu lagi. Yang paling parah, beberapa cagar alam yang dilindungipun kini rusak karena  membludaknya pengunjung yang datang kesana. Seperti Pulau Sempu yang berada di Selatan Malang, Jawa Timur. Banyak blog yang menceritakan rusaknya Pulau Sempu saat ini. Sampah-sampah yang bertebaran di sepanjang jalur trekking di Pulau sempu, sampai tupukan sampah yang menjadi makanan habibat hewan-hewan disana. Tingkat pengunjung yang tidak terkontrol dan para pengunjung yang tidak dibekali pemahaman akan artinya kelestarian alam dan lingkungan setempat, berdampak buruk akan kerusakan ekosistem yang ada disana.

Tak perlu jauh-jauh, beberapa pulau di kepulauan seribu beberapa tahun ke depan mungkin sudah tidak secantik dan seindah sekarang. Sampah-sampah yang mengambang di lautan ketika kita menyebrang ke beberapa pulau yang ada di kepulauan seribu sudah menjadi pemandangan biasa.

Sampah yang sebelumnya menjadi momok kota-kota besar di negeri ini, kini menjadi masalah juga di tempat-tempat wisata yang justru tempatnya di daerah terpencil. Kalau sebuah kota besar saja belum bisa mengatasi masalah sampah, bagaimana dengan daerah-derah terpencil dan pulau-pulau terpencil yang bahkan untuk menjangkau kesananya aja kita sulit??

Kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian alam dan lingkungan sudah harus menjadi agenda wajib bagi para pelaku industri pariwisata untuk mensosialisasikannya. Kementrian pariwisata, dinas pariwisata di daerah-daerah, travel blogger, agent-agent travel, tour operator dan juga para traveller. Meningkatnya kegiatan ekonomi bagaimanapun harus diimbangi dengan kesadaran lingkungan bagi semua pihak terkait, agar keseimbangan alam tetap terjaga.

Jadilah traveller sejati! Yang melakukan perjalanan untuk lebih mengenal dunia diluar dunianya yang justru akan lebih mematangkan dan mendewasakan dirinya. Bahwa sebuah tempat harus tetap dijaga keindahan dan kelestariannya, tanpa boleh disentuh oleh tangan-tangan kotor dari luar.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline