Lihat ke Halaman Asli

Mendorong Pelaku UMKM di Desa Leran untuk Berinovasi dalam Mengembangkan dan Meningkatkan Pemasaran Produk

Diperbarui: 1 September 2021   07:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

UNEJ – Mahasiswa Universitas Jember saat ini tengah menjalankan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Back to Village III, kelompok 18 dengan bimbingan dosen Dr. Diana Sulianti K. Tobing, SE., M.Si., CRA. Program ini merupakan salah satu bentuk pengabdian oleh mahasiswa Universitas Jember kepada masyarakat disekitarnya. Program ini dijalankan didesa/kelurahan sekitar tempat tinggal asal mahasiswa Universitas Jember masing-masing.

KKN Back to Village III ini dijalankan dengan mengangkat lima topic, salah satunya program “Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat terdampak Covid-19”. 

Dimana topic tersebut dipilih dengan tujuan untuk mengembangkan pelaku UMKM di wilayah Desa Leran, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik. Dalam kegiatan KKN ini, diharapkan mahasiswa dapat membantu pelaku UMKM untuk mengembangkan usahanya ditengah pandemi saat ini.

Pandemi Covid-19 telah berdampak pada perubahan tatanan kehidupan sosial dan penurunan kinerja ekonomi di sebagian besar negara di dunia. Perekonomian Indonesia juga terpengaruh secara signifikan, dan berbagai usaha kecil, menengah dan mikro (UMKM) mengalami hambatan bisnis. 

Hal ini telah mengubah perilaku konsumen dan peta persaingan usaha, sehingga para pelaku usaha perlu mengantisipasinya karena adanya kebiijakan social distancing. Salah satunya bisa dengan menggunakan teknologi digital marketing dalam memasarkan produk secara online.

Terdapat salah satu UMKM yang dijadikan mitra/sasaran dalam program ini, yaitu pelaku UMKM Opak/Jepit. Pemilik UMKM tersebut bernama Ibu Maimunah yang merupakan warga asli Desa Leran. 

Usaha yang dijalankannya merasakan dampak yang diakibatkan adanya pandemi Covid-19, seperti penurunan angka penjualan produk. Dan juga, kurangnya pengetahuan mengenai digital marketing membuat penjualan produk opak selama ini hanya dijual melalui offline di pasar.

Hal tersebut menjadi dorongan bagi saya untuk menawarkan program kepada pemilik usaha opak berupa pengenalan aplikasi e-commerce dalam mengembangkan system pemasarannya, agar dapat membantu pemilik usaha untuk menjangkau pasar yang lebih luas. Hal ini juga diharapkan dapat membantu meningkatkan penjualan produk opak, dan menaikkan omset penjualan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline