Lihat ke Halaman Asli

Nenek Moyangku Seorang Pelaut

Diperbarui: 26 Juni 2015   06:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Lagu nenek moyang ku seorang pelaut pasti sudah banyak dihapal dan dinyanyikan dengan bangga oleh hampir seluruh masyarakat Indonesia. Lagu tersebut benar-benar patriotis dimana lagu tersebut menggambarkan bagaimana gagah nya armada laut Indonesia yang ditakuti dan disegani baik oleh kawan maupun lawan. Tetapi ternyata kebesaran dan kegagahan nenek moyang ku hanya menjadi sejarah masa lalu. Hanya menjadi catatan sejarah bagaimana armada laut Sriwijaya menguasai selat malaka atau bagaimana armada laut Majapahit menaklukkan nusantara.

Saat ini kebanggaan kita sebagai negara maritim sedang diuji. Ujian tersebut datang dari segelintir bajak laut yang dengan beringas membajak kapal barang Indonesia yang sedianya membawa biji nikel ke Eropa. Ujian semacam itu bukanlah hal yang serius. Sebagai bangsa besar dengan tradisi laut yang kuat seharus nya Indonesia tidak membutuhkan waktu yang lama untuk membebaskan pelaut-pelaut tersebut.

Miris hati ketika jiran kita tercinta yang baik di dunia nyata maupun dunia maya kita hujat malah menawarkan bantuan meyelamatkan pelaut-pelaut tersebut. Miris ketika membaca bahwa negara mini singapura digadang-gadang menjadi agen yang bisa membantu melepaskan saudara-saudara kita tersebut. Mungkin jika Mahisa Anabrang komandan ekspedisi Pamalayu masih hidup, dia akan sedih dan miris seperti saya melihat bagaimana lemah nya armada laut kita saat ini.

Oleh sebab itu marilah kita renungkan bersama bahwa kita dulu pernah menjadi bangsa yang besar. Yang disegani oleh dunia. Walau nenek moyang ku gagah dilaut, tetapi mereka pun terampil membangun candi. Sehingga sebagai generasi muda, kita harus selalu mewarisi semangat, daya juang dan kecintaan terhadap tanah air seperti halnya nenek moyang kita. Janganlah menjadi generasi facebook yang bisa nya hanya berdebat dan mencaci di dunia maya tanpa berani langsung berhadapan. Selamat Malam kawan selamat berisitirahat.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline