Lihat ke Halaman Asli

Double Degree Program: Tantangan Masa Depan PT Indonesia

Diperbarui: 26 Juni 2015   12:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Membaca status dari beberapa teman di facebook mengenai double degree program. Saya jadi tergelitik untuk berbagi pikiran mengenai konsep dari double degree. Saat ini, konsep double degree program baik untuk tingkatBachelor atau pun Master Degree sudah jamak dijalankan oleh perguruan-perguruan tinggi di dunia bahkan juga di Indonesia. Di Indonesia tercata Universita Gadjah Mada (UGM), Universitas Indonesia (UI), Universitas Islam Indonesia (UII), Universitas Brawijaya (UB) dan beberapa universitas lainnya telah menjalankan program tersebut.

Berdasarkan pengalaman, observasi dan diskusi dengan beberapa pengajar dari perguruan tinggi yang telah menjalankan program double degree dan internasional, untuk memiliki program Internasional dan double degree itu tidak sederhana. Dibutuhkan persiapan yang matang dan konsep yang jelas dan yang pasti harus ada sosialisasi kepada seluruh sivitas akademika dari PT tersebut. Semua komponen mulai dari dosen, administrasi hingga mahasiswa harus paham dengan detail bagaimana program double degree tersebut. Sehingga tidak akan muncul persepsi yang berbeda-beda. Saya akan coba uraikan berdasarkan opini saya mengenai double degree program.

Yang pertama, double degree program bukan exchange program dan bukan pula sandwich program. Konsep double degree program ini adalah seorang mahasiswa menempuh pendidikan selama kurun waktu tertentu di universitas asal dan melanjutkan ke universitas partner selama jangka waktu tertentu berdasarkan perjanjian/kesepakatan. Kemudian si mahasiswa akan mendapatkan gelar dari baik universitas asal dan universitas partner. Berbeda dengan exchange prgram yang hanya mengirim mahasiswa untuk belajar 1-2 semester kemudian kembali ke universitas asal. Yang berarti si mahasiswa hanya mendapatkan gelar dari universitas asal. Bukan pula sandwich program yang konsep nya lebih kurang sama dengan exchange program.

Yang kedua, dalam double degree program harus ada standar bersama antara universitas asal dengan universitas parner. Standar yang sama ini tidak hanya dalam hal bahasa pengantar. Misal Inggris jika ingin double degree dengan PT berbahasa Inggris atau Jepang, Taiwan dan China. Tergantung PT partner. Standar ini juga harus mencakup mengenai metode pembelajaran, kurikulum, konten pelajaran dan kualitas pengajar. Dengan adanya standarisasi elemen-elemen tersebut maka akan mudah untuk berjalannya double degree.

Yang ketiga harus adanya kesepakatan dan kerjasama yang pasti antar univ asal dan univ partner. Kesepakatan itu menyangkut fasilitas yang akan didapat peserta double degree, tuition fees, kredit yang diakui, jangka waktu double degree dan gelar yang didapat. Semua hal ini harus jelas dan di sosialisasikan dengan jelas kepada seluruh elemen khususnya mahasiswa bahkan sebelum mereka mendaftar ke program double degree ini.

Keempat, mengenai tuition fees, hal ini sangat tergantung perjanjian antar universitas. Biasanya jika universitas-universitas tersebut berasal dari negara yang berbeda standar hidup nya maka mahasiswa peserta double degree harus membayar tuition fees sesuai dengan negara partner double degree. Misalnya jika mahasiswa UB ingin double degree dengan Lincoln Universitas New Zealand, maka ketika kuliah di Indonesia mereka harus membayar standar tuituin fees UB akan tetapi ketika di New Zealand mereka akan membayar standar tuition fees New Zealand. Berbeda dengan double degree yang dilakukan beberapa universitas Jerman dengan New Zealand. Karena standar hidup mereka hampir sama, maka tuition fees yang dibayarkan pun tidak berbeda. Intinya kembali kepada perjanjian kedua perguruan tinggi.

Kelima, program double degree ini sebenarnya merupakan solusi alternatif untuk mahasiswa agar dapat berkuliah di luar negeri. Secara finansial, program double degree ini memberikan keuntungan bagi mahasiswa. Coba kita buat sedikit kalkulasi. Jika anda ingin kuliah di Australia, maka anda harus membayar tuition fees lebih kurang $19000-22000 setahun. di tambah living cost sekitar $12000 - $15000 setahun. Berarti untuk setahun anda harus mengeluarkan dana $32000 - $35000 atau jika di kurskan sekitar 300juta rupiah. Nah rata-rata progra, S1 di PT-PT Australia atau New Zealand memakan waktu 3.5-4 tahun tergantung apakah ada mata kuliah yang tidak lulus. Nah maka untuk jangka waktu 3.5 tahun tersebut minimal harus mengeluarkan dana 1 Milyar rupiah. Sunggu biaya yang sangat besar. Nah jika ada double degree program maka mungkin dari jangka waktu 3.5 tahun tersebut anda hanya butuh waktu 1.5 tahun untuk selesai karena 2.5-3 tahun lainnya di selesaikan di Indonesia. Maka praktis anda hanya butuh 300juta hingga 400juta saja. Buat masih besar tapi jauh lebih ekonomis jika dibanding anda menghabiskan 1milyar.

Selain masalah finansial, double degree program juga memberikan keuntungan dengan gelar yang anda berikan. Anda akan mendapatkan kualifikasi baik dari PT asal dan juga PT partner.Contoh anda akan dapat gelar SE., B.Com atau MM, MBA. hanya dengan kuliah 3.-4 tahun tapi kualifikasi yang didapat setara dengan kuliah 6-8 tahun. Sungguh menguntungkan bukan.

Akhirnya, program double degree ini merupakan suatu tantangan dimasa depan bagi perguruan-peguruan tinggi di Indonesia untuk menjadi World Class University. Selain memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman belajar di luar negeri, program ini juga memberikan kesempatan bagi PT untuk mendapatkan mitra/partner dari luar negeri. Sehingga harapannya kerja sama tidak saja hanya dalam bentuk akademik tetapi juga dalam bidang riset.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline