Disampaikan dalam kitab Akhlak lil Banin karangan Umar bin Ahmad Baraja, bahwasanya ada seorang anak yang sedang berjalan-jalan di kebun bersama dengan ayahnya. Dia mengomentari adanya sebatang pohon bunga yang indah akan tetapi bengkok.
Dia mempertanyakan kenapa bisa menjadi bengkok. Dan ayahnya menjawab bahwa bengkoknya batang pohon itu karena tidak diluruskan oleh tukang kebunnya sejak kecil. Dan ketika dia meminta pohon itu diluruskan sekarang, maka ayahnya tertawa. Hal itu tidak mudah karena batang dan rantingnya sudah terbentuk sehingga akan sulit untuk diluruskan.
Dari kitab tersebut dapat diambil intisari tentang pentingnya meluruskan akhlak anak sejak kecilnya. Seorang anak sebenarnya lahir dalam keadaan suci (fitrah). Sehingga dengan modal kesuciannya itu anak akan mempunyai kecenderungan untuk bersikap yang baik, berkata yang baik dan berfikiran baik pula.
Seiring dengan perkembangan anak, maka terkadang muncul perilaku (akhlak) yang tidak baik bahkan cenderung kriminal. Sudah banyak terjadi seorang anak yang tega memperdaya atau membunuh orang tuanya hanya gara-gara keinginannya tidak bisa terpenuhi. Kenakalan-kenakalan remaja juga semakin marak, dengan munculnya gank-gank ataupun komunitas-komunitas yang beraviliasi kepada kekerasan.
Banyak faktor yang menjadi penyebab perilaku amoral pada diri anak. Baik dari faktor keluarga, lingkungan masyarakat di sekitar anak, ataupun dari media informasi yang semakin mudah untuk diakses. Lepasnya kontrol anak dari orang tua, lingkungan dan media menyebabkan anak mencari informasi dengan cara yang tidak tepat. Hal tersebut akan mendistorsi kesuciannya dan menyebabkan anak bisa berperilaku amoral.
Perilaku amoral menjadi PR yang harus segera disikapi dalam rangka menyelamatkan kualitas anak bangsa. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan melalui pendidikan akhlak (budi pekerti). Beberapa langkah yang bisa dilakukan dalam rangka memaksimalkan hasil dari pendidikan akhlak (budi pekerti) yang diberikan adalah:
- Hendaklah ditanamkan akhlak mulia sedini mungkin, bahkan mulai dari dalam kandungan. Karena menanamkan akhlak sedini munkin itu bagaikan mengukir di atas batu, akan sulit untuk hilang.
- Orang tua siap untuk memberikan contoh berperilaku baik dalam kehidupan sehari-hari. Pepatah mengatakan "Satu teladan lebih baik daripada seribu nasehat".
- Bersabar dalam menghadapi perilaku anak. Sabar dalam meluruskan perilaku anak yang negatif. Perlu diingat bahwa sabar itu belajarnya seumur hidup namun ujian kesabaran itu datangnya sewaktu-waktu.
- Mendoakan anak dengan doa yang terbaik. Manusia hanya bisa merencanakan, namun kuasa Tuhan di atas segala-galanya. Dengan berdoa insyaallah akan membantu mencairkan kerasnya hati anak sehingga mudah untuk diberi masukan-masukan positif.
- Mengontrol anak dalam pergaulannya dan dalam penggunaan media sosial dan elektronika.