Tenggelamnya matahari sore seakan kembali terusik, hembusan angin malam kini sudah tak dingin lagi
Bagaimana kabarmu wahai kekasih Hayalan Mimpiku? Apakah hembusan malam hari ini kau merindukanku
Pada pertengahan malam-malam yang sunyi itu aku bermimpi dan melihat senyum manismu
Tapi Kini Risau, rindu berpadu pada penantian rinduku, sebait rinduku cerah pada bumi ini.
Tetapi ku tak jera melangkah, merajut mimpi yang semakin hari semakin lemah
Meski lemahnya mimpi pada malam-malam hari ini
Aku tetap tidak bisa melupakan senyum manismu itu, wahai kekasih hayalanku
Aku terlalu percaya pada bisikan angin malam bahwa suatu hari nanti aku bisa merebut hatimu
Tetapi semesta berkata, bahwa aku tak akan mampu menunggumu lagi
Pada mimpiku aku berkata, tunggulah aku disana
Kan ku jemput engkau hingga nyata wahai kekasih dalam mimpi