Kabupaten Karanganyar terletak di Propinsi Jawa Tengah, berbatasan dengan Propinsi Jawa Timur, Kabupaten Sragen, Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Sukoharjo, Kota Surakarta, dan Kabupaten Boyolali. Jumlah Penduduk di Kabupaten Karanganyar berdasarkan sensus penduduk 2010 sebanyak 813.159 jiwa, yang terdiri dari laki-laki 402.503 jiwa dan perempuan 410.629 jiwa. Dari data KPU Kabupaten Karanganayar Calon pemilih tercatat sebanyak 684.593 jiwa, sedangkan TPS sebanyak 1.617, PPS 177 dan PPK 17.
Minggu, 22 September 2013 adalah tonggak bersejarah bagi Kabupaten Karanganyar dalam menentukan masa depan Kabupaten yang terkenal dengan julukan "Intanpari". Dari tiga pasangan yang bertarung nomor urut satu adalah Aris Wuryanto-Wagiyo Ahmad Nugroho (AYO), pasangan nomer urut dua yakni Paryono-Dyah Shintawati (PASTI), dan Juliyatmono-Rohadi Widodo (YURO) bakal bersaing dalam pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Karanganyar periode 2013-2018.
Sangat beruntung sekali bagi warga Karanganyar dalam pilkada tahun ini, dari tiga pasangan yang bertarung di dominasi oleh pasangan yang relatif masih muda dan tangguh untuk menjadi pemimpin masa depan. Dari tiga pasang kandidat yang bersaing , pasangan nomor urut tiga (3) Juliyatmono - Rohadi Widodo atau disingkat YU-RO adalah pasangan yang paling banyak menyita perhatian warga Karanganyar, mengapa pasangan ini begitu fenomenal...??? ada beberapa alasan mengapa pasangan nomer tiga YU-RO bisa menarik simpati masayarakat diantaranya adalah "Sekolah Gratis", dari visi & misi yang disampaikan pasangan YU-RO yang tercermin dalam lima (5) program unggulan YU-RO sangat perlu untuk di dukung.
Debat kandidat Calon Bupati& wakil Bupati Karanganyar yang disisrakan langsung oleh salah satu stasiun tv lokal di solo sangat memberi gambaran yang berarti bagi warga Karanganyar dalam menentukan pemimpinnya lima tahun yang akan datang. Dari tiga pasangan yang bertarung di Pilakada Kabupaten Karanganyar sedikit membawah gambaran kepada setiap sosok pemimpin Karanganyar di masa mendatang, dari mulai gaya bicara, visi & misi, serta jawaban dari masing cabup-cawabup sudah dapat kita simpulkan mana pasangan yang siap untuk jadi pemimpin dan siap untuk membawah perubahan Karanganyar lima tahun kedepan.
Dalam debat selama 90 menit itu, pasangan nomor urut tiga, Juliyatmono-Rohadi Widodo (Yu-Ro) memaparkan akan menggencarkan pembangunan infrastruktur di bidang pariwisata sebagai usaha menunjang peningkatan sektor wisata di Bumi Intanpari. “Jalan untuk menuju objek wisata diperbaiki. Objek wisata juga harus kita lengkapi dengan paket wisata. Dan ini akan menimbulkan multiplier effect, di mana masyarakat akan dilibatkan dan mendapatkan manfaat. Kalender wisata juga harus dibuat,” papar Juliyatmono. Sedangkan di bidang pendidikan, Yu-Ro akan merangsang para pelajar untuk berprestasi, yakni dengan memberikan pendidikan wajib belajar sembilan tahun secara gratis. Juliyatmono meyakinkan bahwa APBD Karanganyar yang sebesar Rp 1,4 triliun mampu memberikan pendidikan secara gratis. “Dari sekitar 34.000 lulusan SMP hanya sekitar 18.000 yang melanjutkan ke jenjang lebih tinggi. Harusnya pada tahun ini BOS bisa diberikan kepada siswa SMA sebesar Rp 1 juta selama satu tahun untuk tiap siswa. Perlu diingat daerah memiliki otonomi untuk mengatur keuangan. Anak harus dibebaskan dari beban apapun,” terang Juliyatmono. Di bidang ketenagakerjaan, Yu-Ro menjelaskan sangat mudah untuk menciptakan 10.000 wirausahawan mandiri. Ke depan jika terpilih, Yu-Ro akan membuat 1.000 kelompok yang masing-masing berisikan 10 orang untuk mendapatkan suntikan dana usaha. “Tiap orangnya diberi suntikan dana sebesar Rp 500.000 untuk menjalankan usaha. APBD mampu. Mereka akan menjadi pengusaha yang baik,” tandas Juliyatmono.
Dari hasil survei internal yang diadakan oleh Partai pendudkung YURO, pasangan ini mampu mengungguli dari pasangan lain. Tidak hanya itu, ada sebuah prediksi yang menarik antara Pilihan Gubernur Jawa Tengah dengan Pilihan Bupati Karanganyar.
Dibeberapa media cetak & median online pasangan YURO juga sangat banyak mengisi berita-berita yang pro & kontra terhadap pasangan YURO. Munculnya selebaran kampanye gelap dalam kampanye Pilihan Bupati (Pilbup) Karanganyar dinilai bukan sebagai pembelajaran politik yang baik. Selebaran gelap itu justru menjadi kontraproduktif bagi kubu penyebar. Hal itu diungkapkan pakar hukum dan politik dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Dr Pujiyono SH MH menanggapi beredarnya selebaran gelap untuk kampanye hitam yang diarahkan kepada pasangan Yuliyatmono-Rohadi Widodo.
Pujiyono menambahkan, kampanye dengan mengekspos sisi negatif dari pasangan calon bisa berdampak positif dan juga negatif. “Dampaknya bisa positif dan negatif tergantung tingkat kemasifan penyebarannya. Tapi ini tidak baik untuk pembelajaran politik,” katanya. Dia menyarankan agar pasangan yang dirugikan dengan selebaran tersebut melaporkannya kepada polisi sebagai pembelajaran politik pada masyarakat. Seperti diketahui, pasangan nomor urut tiga, Juliyatmono-Rohadi Widodo (Yu-Ro) disudutkan dengan beredarnya selebaran black campaign (kampanye hitam) yang mengatasnamakan Masyarakat Karanganyar Menggugat (MKM), Senin (9/9). Justru pasangan YU-RO semakin ditindas akan semakin moncer, karena semakin banyak elemen masyarakat yang simpati terhadapa pasanangan YU-RO. Di selebaran tersebut berisi tulisan-tulisan provokatif agar masyarakat tidak memilih Yu-Ro pada pemilihan bupati (Pilbup) nanti. “Selebaran black campaign yang tidak bertanggung jawab ini sudah tersebar merata. Dari informasi yang dihimpun teman-teman yang mendukung Yu-Ro, selebaran ini sudah bertebaran di daerah Colomadu, Jumapolo, dan Kerjo. Mereka mengatasnamakan Masyarakat Karanganyar Menggugat (MKM). Dalam sebuah portal berita Online, Calon Bupati Juliyatmono mengaku tidak ambil pusing dan tidak akan membalas terkait black campaign tersebut. Pihaknya akan fokus dengan program-program positif untuk pemenangan Yu-Ro. “Yang jelas selebaran tersebut dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dan tidak senang dengan kita. Kita tidak terpengaruh. Biarlah masyarakat yang menilai,” tegasnya. Inilah salah satu kecerdasan pasangan YU-RO dalam menanggapi black campaign yang semakin hari semakin sering berita-berita yang tidak jelas asal-usulnya. Mengutip sebuah koran lokal Cabup dari YU-RO Juliatmono mengatakan “Saya besar di Karanganyar. Hal-hal seperti itu tidak akan mendapat tempat di hati masyarakat Karanganyar. Seperti peribahasa yang mengibaratkan menepuk air didulang, tepercik muka sendiri. Ini dilakukan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab dan sengaja mengganggu kondusivitas Karanganyar,”
Tuku tahu neng pasar tawangmangu nek pengin karanganyar maju...pilih no telu......YU-RO
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H