Lihat ke Halaman Asli

Langkah Kolaboratif Universitas Jember Guna Mewujudkan Desa Mandiri Energi melalui Pembuatan Biogas dari Kotoran Sapi

Diperbarui: 10 Juli 2024   11:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Penulis

Bondowoso, 04 Juli 2024 – Universitas Jember kembali mengukir cerita positif di lingkungan masyarakat. Kolaborasi bersama Pemerintah Desa Tanah Wulan, Kecamatan Maesan, Kabupaten Bondowoso, bertekad untuk berupaya mengatasi permasalahan lingkungan dan mewujudkan SDGs desa. Bermula dari menumpuknya kotoran sapi di tempat pembuangan yang telah disediakan oleh pemerintah desa hingga mendorong inovasi untuk memanfaatkannya menjadi sumber energi. Tim pengabdian dosen yang diketuai oleh Helda Wika Amini, S.Si., M.Si., M.Sc., Dr. Elida Novita, S.TP., M.T., dan Ir. Boy Arief Fachri S.T., M.T., Ph.D., beserta sekelompok mahasiswa yang turut berdedikasi seperti M. Ardy Ardan, M. Zikrillah, Husnul Khotimah, Lutfia Pradisha Budiarti, Rafly Surya Permana, Abdul Fatah Ismail, dan Moch. Irgi Fadhilal Abi berupaya untuk merealisasikan teknologi biogas guna memenuhi kebutuhan energi desa.

Tak hanya terkait permasalahan lingkungan yang menjadi sorotan, namun juga terkait kelangkaan gas LPG yang tengah menjadi ancaman nyata di lingkungan pedesaan. Biogas dapat menjadi salah satu solusi yang menjual, karena didukung dengan melimpahnya biomassa berupa kotoran sapi. Harapannya kotoran sapi yang biasanya dipandang negatif dapat menjadi produk yang bernilai tinggi. Pak Mulyono, Kepala Desa Tanah Wulan mengungkapkan, “Kami sangat antusias dengan penawaran pembangunan Reaktor Biogas, harapannya pembangunan reaktornya segera berjalan dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat”.

Keberhasilan program pengabdian tentunya bergantung kepada partisipasi dan kemampuan masyarakat sebagai eksekutor jangka panjang. Oleh karenanya, telah dilaksanakan sosialisasi sebagai langkah awal guna mengedukasi masyarakat Desa Tanah Wulan berkaitan dengan manfaat biogas, proses produksi, penggunaan biogas, serta pembangunan dan perawatan reaktor biogas. Kegiatan tersebut dihadiri oleh Kepala Desa Tanah Wulan beserta 15 warga. Harapannya warga yang hadir dapat menjadi pionir bagi partisipasi masyarakat yang lain.

Helda Wika Amini selaku ketua pengabdian mengaku sangat senang melihat antusiasme dari masyarakat berkenaan dengan pembangunan reaktor biogas di Desa Tanah Wulan. “Awalnya saya ragu apakah masyarakat akan setuju dengan program yang akan kami selenggarakan, namun setelah pelaksanaan sosialiasi ini, saya menjadi semakin bersemangat untuk segera merealisasikannya”. Tak hanya kegiatan sosialisasi yang telah terlaksana, tim pengabdi bersama dengan masyarakat meninjau langsung lokasi yang akan digunakan untuk pembangunan reaktor biogas.

Implementasi pembuatan biogas dari kotoran sapi di Desa Tanah Wulan ini menjadi langkah yang penting untuk mencapai desa yang mendiri energi sebagaimana SDGs desa yakni “Desa Berenergi Bersih dan Terbarukan”. Harapannya Desa Tanah Wulan mampu menjadi panutan yang dapat diikuti oleh komunitas di desa lainnya. Upaya kolaboratif dan dedikasi dari tim pengabdian UNEJ dan Desa yang terlibat mampu membuka jalan guna masa depan yang lebih ramah lingkungan.

---

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline