Sejujurnya, saya adalah tipe orang yang sulit membayangkan makanan tanpa nasi bisa benar-benar mengenyangkan. Apalagi, ketika melihat daftar menu di kafe kecil dengan suasana santai itu, "Chicken Salad" terpampang jelas di sana.
Hati kecil saya mulai berkata, "Apa salad ini bisa menggantikan nasi yang selalu jadi andalan?" Terbayang di kepala saya, salad itu pasti terdiri dari sayur-mayur segar, dengan beberapa potong ayam di atasnya, ringan dan lebih cocok disebut cemilan daripada makanan utama.
Karena itu, saya sudah menyiapkan menu cadangan kalau-kalau Chicken Salad ini gagal memenuhi ekspektasi perut Melayu saya yang terkenal sulit berkompromi.
Ketika pesanan datang, saya langsung terkejut melihat tampilannya. Salad ini jauh dari bayangan saya yang sederhana dan "terlalu sehat". Di piring itu ada potongan dada ayam yang besar, dimasak sempurna dengan bumbu rempah yang aromanya langsung menggugah selera.
Ayamnya bukan sekadar hiasan---seperti bintang utama yang siap menyelamatkan hari saya. Di bawah ayam itu, terhampar warna-warni sayuran segar: kol ungu, selada hijau, wortel, paprika, dan irisan buah-buahan yang bikin tampilan salad ini terlihat meriah. Di atasnya, saus vinaigrette yang berkilauan seperti embun, menggoda saya untuk segera mencicipi.
Gigitan pertama langsung mengubah pandangan saya soal salad. Potongan ayamnya juicy, lembut, dengan sedikit rasa gurih yang kaya dari bumbu sederhana namun pas. Bukan ayam yang hanya "numpang lewat"; ayam ini berperan besar di setiap gigitan.
Sementara itu, kol ungu dan selada memberikan tekstur renyah yang kontras dengan kelembutan ayam, dan saus vinaigrette-nya menambah rasa asam segar yang membuat seluruh hidangan ini seimbang.
Setiap suapan terasa seperti perpaduan yang harmoni, menari di lidah saya dan memecahkan asumsi bahwa salad adalah makanan yang "kering dan hambar".
Yang lebih menarik, salad ini ternyata mengandung banyak bahan yang tinggi serat dan protein, itulah yang membuatnya mengenyangkan. Kandungan serat dari sayur-mayurnya ternyata mampu menahan lapar lebih lama dibandingkan nasi yang sering cepat dicerna.
Mungkin itulah alasan mengapa saya tetap merasa puas dan kenyang meski hanya mengandalkan salad tanpa karbohidrat berat. Rasanya seperti menemukan rahasia kecil untuk perut kenyang tanpa rasa terlalu penuh.