Lihat ke Halaman Asli

Teori Konflik Ralf Dahrendorf

Diperbarui: 18 Oktober 2022   12:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pondok Pesantren Al-Munawwir Komplek Q merupakan salah satu pondok pesantren tahfidz yang berada di Kota Yogyakarta. Pada tanggal 20 Juni 2022 lurah tahfidz mengadakan sosialisasi antar pengurus dengan santri tahfidz . Sosialisasi tersebut berisi tentang perubahan peraturan setoran, deresan, tikror dan lainnya. Terdapat beberapa faktor penyebab atas terjadinya perubahan peraturan tersebut juga memberikan dampak sosial dan internal di dalam Pondok Pesantren. Namun, selama sosialisasi berlangsung para santri pun langsung angkat bicara terhadap peraturan baru yang telah disebutkan pengurus. Salah satu peraturan yang tidak diterima para santri yaitu dilarang on hp dan laptop di pondok, padahal para santri tahfidz mayoritas berstatus mahasiswa. Jika dikaitkan dengan teori konflik Ralf Dahrendorf, konflik ini sesuai dengan pemikirannya yang mana mengkaji mengenai kekuasaan dan wewenang. Berhubungan dengan posisi, para santri yang berposisi di bawah yang mana harus tunduk pada proses perubahan terhadap sebuah peraturan yang telah diberikan oleh pengurus yang berposisi di atas yakni peraturan yang telah ditetapkan oleh mereka yang berkuasa.
Saya mengenal teori konflik Ralf Dahrendorf dari dari karyanya Class Conflict in Industrial of Society (1957). Buku ini menjelaskan teori Dahrendorf tentang teori konflik sebagai suatu bentuk dari dari keteraturan di dalam kehidupan masyarakat berasal dari suatu pemaksaan oleh anggotanya pada mereka yang telah memiliki kekuasaan. Teori konflik adalah salah satu teori di dalam paradigma fakta sosial. Teori konflik ini juga merupakan sebuah pendekatan umum terhadap keseluruhan lahan dari sosiologi. Dalam pemahaman saya teori konflik Dahrendorf mempunyai pandangan mengenai stratifikasi sosial bahwa pengelompokan kelas tidak hanya didasarkan atas pemikiran sarana-sarana di Pesantren, namun juga atas hubungan-hubungan mengenai kekuasaan.
Teori konflik diperkenalkan oleh pemikir soiolog yakni Ralf Dahrendorf. Dahrendorf lahir di Humburg, jerman pada tanggal 1 Mei 1929. Ia merupakan pasangan dari Gustav dan Lina. Dahrendorf telah mempelajari filsafat psikologi, dan sosiologi di Universitas Humburg pada tahun 1947-1952. Pada tahun 1952ia telah meraih gelar doctor filsafat. Selanjutnya pada tahun 1957-1960 ia menjadi professor ilmu sosiologi di Humburg. Tidak hanya di Humburg saja tetapi di Tabingen dan Konstanz yang menjadi professor ilmu sosiologi. Pada tahun 1974-1984, Dahrendorf telah menkadi direktur London School of Economics di London.
Para ahli terdahulu sudah merintis jalan teori konflik namun upaya mereka masih tunduk pada hukum-hukum alam. Aliran klasik yang pernah merintis pandangan teori konflik seperti Filiredo Pareto, W.G. Summer, Karl Max, G.H Simmel, Max weber dan tokoh-tokoh lainnya telah berjasa dalam merintis jalan teori konflik sehingga dapat dikembangkan lebih jauh lagi oleh penganut-penganut modern seperti Coser, Dahrendorf yang merupakan pembuka tahir Teori Konflik.

Dahrendorf, Ralf konflik dan konflik dalam masyarakat industry (Jakarta: Cv Rajawali, 1986).
Ritzer George & Goodman, Douglas J, Teori Sosiologi Modern, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 1997.Pondok Pesantren Al-Munawwir Komplek Q merupakan salah satu pondok pesantren tahfidz yang berada di Kota Yogyakarta. Pada tanggal 20 Juni 2022 lurah tahfidz mengadakan sosialisasi antar pengurus dengan santri tahfidz . Sosialisasi tersebut berisi tentang perubahan peraturan setoran, deresan, tikror dan lainnya. Terdapat beberapa faktor penyebab atas terjadinya perubahan peraturan tersebut juga memberikan dampak sosial dan internal di dalam Pondok Pesantren. Namun, selama sosialisasi berlangsung para santri pun langsung angkat bicara terhadap peraturan baru yang telah disebutkan pengurus. Salah satu peraturan yang tidak diterima para santri yaitu dilarang on hp dan laptop di pondok, padahal para santri tahfidz mayoritas berstatus mahasiswa. Jika dikaitkan dengan teori konflik Ralf Dahrendorf, konflik ini sesuai dengan pemikirannya yang mana mengkaji mengenai kekuasaan dan wewenang. Berhubungan dengan posisi, para santri yang berposisi di bawah yang mana harus tunduk pada proses perubahan terhadap sebuah peraturan yang telah diberikan oleh pengurus yang berposisi di atas yakni peraturan yang telah ditetapkan oleh mereka yang berkuasa.

Saya mengenal teori konflik Ralf Dahrendorf dari dari karyanya Class Conflict in Industrial of Society (1957). Buku ini menjelaskan teori Dahrendorf tentang teori konflik sebagai suatu bentuk dari dari keteraturan di dalam kehidupan masyarakat berasal dari suatu pemaksaan oleh anggotanya pada mereka yang telah memiliki kekuasaan. Teori konflik adalah salah satu teori di dalam paradigma fakta sosial. Teori konflik ini juga merupakan sebuah pendekatan umum terhadap keseluruhan lahan dari sosiologi. Dalam pemahaman saya teori konflik Dahrendorf mempunyai pandangan mengenai stratifikasi sosial bahwa pengelompokan kelas tidak hanya didasarkan atas pemikiran sarana-sarana di Pesantren, namun juga atas hubungan-hubungan mengenai kekuasaan. 

Teori konflik diperkenalkan oleh pemikir soiolog yakni Ralf Dahrendorf. Dahrendorf lahir di Humburg, jerman pada tanggal 1 Mei 1929. Ia merupakan pasangan dari Gustav dan Lina. Dahrendorf telah mempelajari filsafat psikologi, dan sosiologi di Universitas Humburg pada tahun 1947-1952. Pada tahun 1952ia telah meraih gelar doctor filsafat. Selanjutnya pada tahun 1957-1960 ia menjadi professor ilmu sosiologi di Humburg. Tidak hanya di Humburg saja tetapi di Tabingen dan Konstanz yang menjadi professor ilmu sosiologi. Pada tahun 1974-1984, Dahrendorf telah menkadi direktur London School of Economics di London. 

Para ahli terdahulu sudah merintis jalan teori konflik namun upaya mereka masih tunduk pada hukum-hukum alam. Aliran klasik yang pernah merintis pandangan teori konflik seperti Filiredo Pareto, W.G. Summer, Karl Max, G.H Simmel, Max weber dan tokoh-tokoh lainnya telah berjasa dalam merintis jalan teori konflik sehingga dapat dikembangkan lebih jauh lagi oleh penganut-penganut modern seperti Coser, Dahrendorf yang merupakan pembuka tahir Teori Konflik.

Dahrendorf, Ralf konflik dan konflik dalam masyarakat industry (Jakarta: Cv Rajawali, 1986).

Ritzer George & Goodman, Douglas J, Teori Sosiologi Modern, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 1997.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline