Lihat ke Halaman Asli

Husni Fahruddin

Advokat, politisi dan jurnalis

Akankah Presisi 01 Membuat Lembaga Survei Tidak Porak Poranda?

Diperbarui: 22 Maret 2019   14:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Di seluruh dunia saat ini, satu-satunya metode yang paling "mendekati" kebenaran dalam menduga keterpilihan dalam kontestasi politik adalah survei.

Survei merupakan kegiatan mengumpulkan data dan informasi dengan cara mengamati sebagian elemen dari populasi. Sebagian elemen dari populasi tersebut disebut juga dengan sampel.

Lembaga Survei Kredibel Bisa Dipercaya.

Metode Survei ini diadopsi oleh lembaga-lembaga survei yang kredibel sehingga memiliki tingkat keakuratan hasil yang mendekati kenyataan. Dalam tulisan ini, saya tidak menjelaskan apa itu survei dengan segala variabel yang mengitarinya.

Hasil delapan lembaga survei mainstream yang menyatakan kemenangan paslon 01, sebesar kira-kira 20% dan terakhir survei Litbang Kompas menyebutkan jarak elektabilitas Jokowi-Ma'ruf dengan Prabowo-Sandi semakin menyempit menjadi 11,8 persen, yang ketika di survei enam bulan yang lalu masih sebesar 19,9%.

Saya tidak membahas penyebab pautan hasil survei antara delapan lembaga survei berbeda signifikan dengan survei Litbang Kompas, namun yang pasti kesimpulan dari hasil semua penelitian lembaga survei itu menjelaskan bahwa 02 masih tertinggal cukup signifikan dari 01.

Hasil penelitian lembaga survei ini menjadi dasar saya dalam menulis artikel ini. Strategi apa yang harus dilakukan oleh kubu 01 menyikap trend kenaikan elektabilitas 02 dan sebaliknya strategi 02 untuk membuat trend penurunan elektabilitas 01 menjadi tajam, dalam masa waktu yang sekitar dua puluh hari lagi menuju 17 April 2019.

Bila trend kenaikan dan penurunan elektabilitas ini cenderung kecil sesuai dengan hasil penelitian lembaga survei maka dipastikan hasil akhir sudah terlihat sesuai gambaran yang ada.

Bagaimana cara kubu 01 untuk mempertahankan kemenangan elektabilitas dan bagaimana cara kubu 02 menaikkan elektabilitasnya agar signifikan, keluar dari kecenderungan perubahan trend elektabilitas yang kecil.

Berbagai macam strategi ditempuh kedua belah pihak salah satunya adalah begitu gencarnya kubu 01 mengklarifikasi tentang segala hal yang berefek menurunkan elektabilitasnya dibarengi dengan pemaparan "prestasi" selama menjadi presiden disertai menampilkan bukti dan fakta tangkisan terhadap serangan tersebut.

Kubu 01 kesulitan dalam mencari titik serang, -- wajar saja -- sebab, 02 bukan penguasa. Isu HAM menyangkut penculikan dan pembunuhan mahasiswa di masa reformasi, kebijakan sebagai seorang pengusaha dan ketua umum partai saja yang bisa dijadikan sasaran serang, selebihnya sulit mencari kelemahan kubu 02.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline