Lihat ke Halaman Asli

Husni Cahya Gumilar

Bukan Penulis

Peribahasa Sunda yang Cocok untuk Pemimpin Masa Kini

Diperbarui: 17 Desember 2020   01:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sampurasun!

Peribahasa atau dalam basa Sunda disebut paribasa merupakan bagian dari pakeman basa. Selain peribahasa, dalam bahasa Sunda juga dikenal istilah babasan (ungkapan). Pakeman basa adalah untaian kata yang susunannya sudah matok (tentu), tidak bisa diubah lagi, dan mempunyai makna kiasan. Makna yang terkandung dalam paribasa dan babasan dalam bahasa Indonesia disebut makna idiomatik.

Babasan dan paribasa sama-sama merupakan bagian dari pakeman basaBedanya, susunan kata paribasa lebih panjang, umumnya berupa kalimat, dan mengandung nasihat atau falsafah hidup. Adapun jumlah kata babasan lebih pendek, umumnya hanya dua atau tiga kata, dan makna idiomatiknya tentang sifat manusia.

Peribahasa Sunda biasanya mengandung pepatah atau pandangan hidup. Pepatah terbagi menjadi dua macam, yaitu pangjurung laku hade (anjuran berbuat baik) dan panyaram lampah salah (larangan berbuat salah). 

Pepatah dalam peribahasa Sunda mencakup berbagai aspek kehidupan dan berbagai kalangan; baik kalangan atas, menengah, bawah, rakyat, maupun pemimpin. Nilai-nilai yang terkandung di dalamnya tidak lekang ditelan zaman. Berikut ini dua buah peribahasa Sunda yang cocok untuk pemimpin.

Pangjurung laku hade

Pangjurung laku hade artinya anjuran berbuat baik. Anjuran atau perintah dalam bahasa Sunda ditandai dengan kata kudu; kedah atau sing. Menurut tingkatan bahasa atau undak usuk basa, kudu termasuk bahasa Sunda loma (akrab), kedah termasuk bahasa lemes (halus).  

Kudu leuleus jeujeur liat tali, landung kandungan laer aisan

Arti kiasan kudu leuleus jeujeur liat tali landung kandungan laer aisan yaitu harus penuh pertimbangan, tidak cepat putus asa menghadapi masalah, bersikap adil dan bijaksana. Keputusan dan tindakannya harus mengayomi dan melindungi semuanya secara adil dan proporsional. Tidak ada pihak yang disepelekan atau dianggap sepele, apalagi dirugikan.  

Arti kata-kata penyusunnya menurut kamus bahasa Sunda:

Leuleus /leu.leus/ artinya I. lentur; tidak keras (ditujukan untuk benda) II. lemas (ditujukan untuk kondisi tubuh). Lawan katanya I. heuras (tegang; keras) II. jagjag (segar bugar).

Jeujeur /jeu.jeur/ artinya joran.

Liat /li.at/ artinya kuat; tidak mudah putus atau patah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline