Apa itu Kesehatan Mental?
Menurut World Health Organization (WHO), kesehatan mental adalah kondisi kesejahteraan yang disadari oleh masing-masing individu.
Dan didalamnya dapat menyadari apa potensinya, bisa menghadapi dan mengontrol perasaan stress sehari-hari, bisa bekerja secara produktif, dan berperan serta dalam suatu komunitas sehingga dapat menghasilkan kontribusi yang baik dalam masyarakat.
Dalam psikologi, tidak ada penamaan gangguan mental sebagai sebuah penyakit mental, melainkan disebut sebagai gangguan mental atau gangguan jiwa.
Oleh karena itu, kesehatan mental bukan hanya perkara gangguan mental saja. Akan tetapi, kesehatan mental dipandang sebagai sebuah kontinum dan diibaratkan seperti sebuah garis lurus.
Jika garis itu condong ke kiri, maka sedang dalam kondisi negatif. Sebaliknya, jika kondisi itu cenderung ke kanan, maka sedang ada pada kondisi positif. Begitu juga dengan kondisi mental seseorang, ia bisa saja sewaktu-waktu condong ke kiri yaitu saat keadaannya sedang negative.
Keadaan yang kemungkinan sedang dihadapi dan dapat mengganggu kesehatan mental, seperti bencana, kehilangan pekerjaan, tidak lolos dalam ujian masuk perguruan tinggi dan masih banyak kejadian lain yang mengakibatkan seseorang merasa depresi, stress, dan tidak dapat produktif menjalahi aktivitas sehari-hari.
Selain itu, bisa jadi dalam hitungan waktu cepat atau lambat keadaan seseorang lebih condong ke arah kanan, yaitu kondisinya sedang positif, bisa ditandai dengan perasaan tenang, bahkan merasa lebih senang sehingga lebih produktif dan semangat menjalani aktivitas sehari-hari.
Indikator dalam kesehatan mental ialah bagaimana cara kita untuk berpikir, bagaimana perasaan kita, dan bagaimana bertingkah laku dalam aktivitas sehari-hari. Kondisi mental setiap individu akan sangat berpengaruh terhadap ketiga hal tersebut.
Sebagai contoh, ketika ada suatu karyawan yang diperintahkan atasannya mengubah semua konsep dan pekerjaan yang telah ia persiapkan sekian lama dan harus mempresentasikannya dalam waktu dekat kepada klien.
Jika kondisi mentalnya sehat dan baik, ia akan tetap mengerjakan semua tugas itu walaupun dikejar deadline atau mungkin dia memberanikan diri untuk meminta perpanjangan waktu kepada atasannya supaya dapat menyelesaikan dengan baik.