Lihat ke Halaman Asli

Pembelajaran Baru Melalui Kegiatan "Live In" di Desa Sendang Mulyo

Diperbarui: 31 Oktober 2018   07:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wisata. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pada tanggal 19 sampai 23 Oktober, UNIKA Atma Jaya mewajibkan mahasiswa mahasiswinya Fakultas Ekonomi dan Bisnis prodi Manajemen untuk ikut dalam kegiatan Live-in ke Desa SendangMulyo yang terletak di Sleman. Diadakan Live-in ini dimaksudkan agar mahasiswa nya dapat mempunya pengalaman bagaimana menjadi orang yang tinggal di pedesaan dengan kondisi yang ada dan harus bertahan hidup. Perjalanan dimulai pada tanggal 19 oktober jam 13.30 siang kita berangkat dari kampus kita UNIKA Atma Jaya menuju desa SendangMulyo. Perjalanan yang cukup jauh untuk sampai di tempatnya, seringnya berhenti untuk sekedar ke toilet dan membeli minuman hangat membuat perjalanan ini tidak membosankan. Hingga pada tanggal 20 oktober pukul 4.30 pagi kita sampai di Balai Desa Sendang Mulyo. 

Disatukan di dalam Balai Desa untuk mendengar sambutan dari Ketua Acara Live-in dan juga sambutan dari Kepala Desa Sendang Mulyo. Tidak hanya mendengarkan kata sambutan, kita juga menunggu sampai induk semang yang kita tempatin siap untuk menerima kita. Sambil menunggu kita juga dikasih sarapan dan juga kita melakukan vlog yang dimana sudah ditugaskan oleh Bapak Ibu Dosen kita. Setelah menunggu cukup lama, kita pun diantar menuju dukuh kita yaitu Sembuhan Lor menggunakan mobil pickup. Sesampainya kita di Dukuh Sembuhan Lor kita langsung disambut oleh induk semang kita masing-masing dan bersiap untuk tinggal disana.

Pada hari pertama, kita mulai dengan berkenalan dengan Bapak Ibu Induk semang kita. Memperkenalkan diri dan juga berbincang tentang kehidupan Bapak Ibu semang kita, seperti halnya apa pekerjaan mereka dan kebiasaan-kebiasaan apa yang sering mereka lakukan hingga apa saja yang bisa kita bantu untuk memudahkan perkerjaan mereka. Tak terasa kita mengobol cukup lama waktu sudah menunjukan untuk saatnya makan siang. Akhirnya kita makan siang bersama dengan Bapak Ibu. 

Setelah selesai makan siang bersama, kita bersiap untuk melihat pawai yang diadakan pada hari itu. Diadakan pawai bertujuan untuk perayaan ulang tahun Desa Sendang Mulyo dan juga ucapan rasa syukur atas apa yang sudah diberikan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sesampainya di jalanan untuk melihat pawai yang berjalan mengitari Desa Sendangmulyo, banyak warga lainnya yang ikut melihat acara pawai ini dari rumahnya masing-masing dan ada juga yang berkumpul di satu rumah dan melihat bersama.

Setelah melihat pawai yang diadakan sekitar 30 menit, kami pun balik kerumah masing-masing. Sesampainya dirumah kita berinisiatif untuk menyapu rumah induk semang kita dan juga menanyakan apa lagi yang bisa dibantu. Pada malam hari kita mengikuti kegiatan Bapak Ibu semang kita untuk berlatih koor di rumah warga lain yang pada keesokan hari ini mengadakan misa arwah 40 harian. Kita berjalan bersama menuju tempat kita berlatihan koor malem itu, ada juga teman kita yang ikut berlatih koor bersama induk semang mereka masing-masing. Latihan koor berlangsung hingga pukul 10.00 malem. Setelah selesai berlatih koor, kita balik kerumah kita masing-masing dan beristirahat

Pada hari kedua, pagi pagi saya dan temen saya memberi makan sapi yang dimiliki induk semang kita. Dua ekor sapi berwarna putih yang sedang makan rumput yang sudah diberikan oleh saya dan temen saya. Tak hanya memberikan makan, kita juga menanyakan beberapa hal kepada Bapak semang kita. Seperti halnya sapi ini jika sudah besar akan dijual dengan harga kisaran 15 juta per ekor. Dan jika harganya sudah pas, sapi itu pun dijemput oleh sang penjual untuk dibawa mereka ke kota dan diperjual-belikan. Setelah kita memberikan makan sapi dan berbincang tentang cara penjualan sapi nya, kita menyapu halaman rumah induk semang kita. 

Tak sadar waktu sudah menunjukan pukul 10.00, kita langsung bersiap untuk datang ke misa arwah 40 harian warga dukuh ini. Sama seperti kemarin kita berangkat bersama dengan jalan kaki menuju tempat misa itu. Sesampainya di tempat misa, kita melakukan misa seperti hal biasanya. Setelah misa berakhir, kita pun balik ke rumah masing-masing induk semang kita. Setiba nya sampai rumah, saya dan teman saya meminta ijin untuk jalan mengitari dukuh kita untuk melihat induk semang lain yang sedang bekerja. 

Akhirnya kita diijinkan untuk jalan melihat induk semang lain yang berkerja, dan kita pun terhenti di warga yang sedang menganyam. Kita pun akhirnya diajakin untuk gabung membuat anyaman bersama dengan mereka. Diajarkan bagaimana membuat anyaman,  dengan sabarnya mereka menjelaskan ke kita per tahapan yang harus dilakukan. Banyak juga kita melakukan kesalahan yang akhirnya dibantu untuk dibenarkan oleh Ibunya.

Pada malam harinya, kita berkumpul di Kepala Dukuh Sembuhan Lor. Berbincang tentang kesan dan pesan kita selama tinggal disana. Dan ada pun yang bertanya tentang kebiasaan warga di dukuh kita, ada juga yang sekedar menanyakan bagaimana perekonomian yang ada di Dukuh Sembuhan Lor. Kita pun dihidangkan teh manis hangat dan juga bermacam-macam makanan ringan oleh kepala dukuh kita. Waktu sudah larut malam kita pun balik ke rumah induk semang kita masing-masing.

Sesampainya dirumah kita bersiap-siap membereskan barang-barang agar keesokan harinya kita tidak terburu-buru.

Hari terakhir kita tinggal di Desa Sendang Mulyo, pagi-pagi hari kita pergi Goa Maria Sendang Jatiningsiih bersama temen-temen yang lain. Kita pergi bersama menggunakan kereta mini yang disiapkan oleh Kepala Dukuh kita. Sesampainya kita di Goa Maria kita melaksanakan doa Rosaria bersama dengan prodiakon yang ada. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline