Belajar itu bukan berhenti saat keluar dari sekolah , tetapi bisa dari kehidupan sehari-hari. Hai saya mahasiswa Unika Atma Jaya program studi Management angkatan 2018 . saya akan menceritakan pengalaman saya saat Live in di Sendang Mulyo , Sleman,Yogjakarta . Kami berangkat pada hari Kamis tanggal 11 Oktober 2018 , pertama-tama kami di perintahkan untuk berkumpul di lobby dimana kami akan di absen dan akan di periksa barang bawaan kami . di karenakan tempat yang kami tuju sangat lah menjunjung sopan santun yang tinggi dan barang barang terlarang sangatlah di larang oleh kebijakan Universitas . Kami mulai berangkat pukul 13:30 dikarenakan ada teman saya yang tertidur di rumah nya sehingga ia terlambat. Seusai kami berangkat kami di bagikan makanan , minuman sebagai bekal untuk perjalanan yang Panjang. Seusai kami berangkat saya memakan bekal saya yang saya beli di kantin atma jaya karena saya tidak terlalu menyukai makanan yang sudah dingin , sesudah saya makan saya segera mengambil handphone untuk memvideokan perjalanan saya dikarenakan tugas yang diberikan kepada kami yaitu membuat VLog (virtual log) tentang perjalanan kami ke sendang mulyo , sesudah saya mendapatkan video yang saya butuhkan saya segera membuka google maps untuk melihat perkiraan lama nya perjalanan dari kampus ke tempat live in . saat saya membuka aplikasi dan menulis tujuan saya di tunjukan bahwa jalanan lancar tetapi akan memakan waktu 15 jam 30 menit . setelah melihat perkiraan waktu tersebut saya segera memutar lagu dan bersiap tidur untuk memakan waktu. Saya terbangun sekitar pukul 6 dikarenakan bus yang di naiki kelas saya telah ramai . saya kembali memvideokan perjalanan saya dan kembali tertidur setelah mengalami pemberhentian 3 kali sebelum sampai ke tujuan. Kami tiba di sana sekitar pukul 3 pagi dan segera mengambil barang bawaan kami dan berkumpul di balai desa . kami di anjurkan untuk beristirahat sampai jam 5 pagi dimana kendaraan yang akan membawa kami ke masing-masing dukuh tiba. Kendaraan pun masuk dan keluar secara berkala dan dukuh saya dijemput terakhir . sesampai nya di sana kami diturunkan di pertigaan jalan di mana itu adalah pos dari para warga yang menjaga ronda di malam hari . beruntung nya saya mendapatkan rumah yang paling dekat dengan pos tersebut sehingga saya segera menaruh barang bawaan saya dan segera mengadaptasikan diri dengan lingkungan tersebut di karenakan banyak mahasiswa dari kelas saya belum mengetahui letak rumah nya , saya pun segera bergerak keluar dan menemani mereka. Di teras rumah tempat saya tinggal saya melihat bawa di situ ada kelompok perempuan yang tinggal di rumah tempat saya tinggal. Saya pun terheran di karena kan peraturan kami menyatakan bahwa rumah tinggal pria dan wanita di bedakan masing masing induk semang. Tidak lama kemudian induk semang saya menaruh kertas baru dimana terjadi pertukaran kelompok karena pembagian kelompok yang pada detik-detik terakhir berubah dikarena kan banyak nya kendala yang ada di desa tersebut. Kami pun di sambut oleh kelompok yang baru yang salah satu nya terdapat teman dekat saya , sehingga saya cukup senang mengetahui hal tersebut. Sesudah kelompok kami berkumpul kami pun di sambut oleh induk semang karena sebelum nya beliau membantu kepala dukuh untuk mengantar mahasiswa yang tempat tinggal nya cukup jauh dari pertigaan tersebut. Kami di sambut oleh bapak sukri yaitu induk semang kami untuk 2 hari kedepan. Beliau bekerja sebagai buruh serabutan yaitu pekerjaan musiman yang sangatlah biasa di desa tersebut. Beliau dan keluarga nya memiliki tempat tinggal yang berdekatan karena infrastruktur desa tersebut memang di rancang seperti itu sehingga semua keluarga berdekatan mulai dari mertua hingga cucu nya . setelah berkenalan saya pun berjalan-jalan dengan kelompok saya untuk melihat sekeliling desa. Tidak lama setelah berjalan kaki dari rumah tempat tinggal kami , kami melihat ada nenek yang bekerja sedang menenun setagen atau selempang di Bahasa daerah tesebut. Ternyata nenek ini bekerja sebagai buruh tenun dan sudah bekerja selama 20 tahun . setelah kami berbincang dengan nenek tersebut saya dapat menyimpulkan bahwa usaha dan tenaga yang nenek ini keluarkan tidak sepadan dengan harga yang di berikan oleh agen penjual dimana nenek tersebut menjual hasil usaha nya . setelah itu kami melanjutkan perjalanan kami tidak lama kemudian kami melihat ada toko computer dimana ada mesin mining untuk koin bitcoin , kami pun segera menghampiri toko tersebut dan segera berbincang dengan istri pemilik toko tersebut . kami pun cukup terkejut oleh hal ini yang menandakan desa ini sudah mengalami modernisasi karena sudah ada warga sekitar yang melakukan pekerjaan ini . setelah cukup lama berjalan kami pun kembali ke rumah kami dan bertemu induk semang kami dan di berikan makanan. Karena tidak mau merepotkan induk semang kami , kami pun mencuci piring kami masing-masing dan dilanjutkan dengan mandi .beruntung nya kami , kami datang di desa tersebut bersamaan dengan peringatan bersih desa yaitu peringatan untuk berterimakasih kepada Tuhan atas panen yang lancar,dll. Karena induk semang kami mengikuti pawai kami pun mengikuti pawai tersebut. Tidak lama kemudian kelas kami berkumpul di pertigaan dimana kami di turunkan dan kami pun berfoto Bersama dan kembali ke rumah masing-masing karena hari sudah mulai malam . keesokan hari nya kami berkumpul di salah satu rumah teman kami . kami pun di ajak ke sawah oleh salah satu anak dari induk semang, sepulang nya dari sawah dukuh kami mengadakan senam lansia dan kami pun mengikuti nya . gerakan ini di prakasai oleh para lansia agar bebas dari kepikunan dan badan tetap bugar . setelah pulang dari senam lansia mertua dari induk semang saya mengajak untuk belajar menganyam asbak yang terbuat dari daun padi yang telah di keringkan , asbak ini di jual oleh mertua induk semang saya sebagai pekerjaan sampingan nya . setelah menganyam kami di beritahukan untuk berkumpul di rumah kepala dukuh jam 7 malam . malam pun tiba kami pun telah mandi dan segera berangkat ke rumah bapak dukuh dan disitu kami mengucapkan terima kasih kami dan berbagi suka duka di desa sendang mulyo ini . setelah kembali dari rumah bapak dukuh kami pun kembali ke rumah masing-masing dan segera beristirahat. Keesokan hari nya kami memberi sembako yang kami bawa dan segera berpamitan kepada induk semang kami dan mengucapkan terima kasih . sekian dari perjalanan saya di sendang mulyo, sleman banyak pelajaran yang bisa di ambil mulai dari mengasihi sesama hingga bekerja keras untuk mendapatkan apa yang kita mau. Ibu pulang membawa ikan terima kasih kami ucapkan ,terima kasih sendang mulyo dan salam unika atma jaya !.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H