Lihat ke Halaman Asli

Djamaluddin Husita

TERVERIFIKASI

Memahami

Musim Pemilu (Pilkada) Guru Jadi "Primadona"

Diperbarui: 28 November 2017   23:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Guru merupakan salah satu komponen masyarakat yang memiliki tugas mengajar dan mendidik anak bangsa. Karena tugas mulia ini banyak masyarakat sangat mengharapkan guru dapat bekerja secara profesional.

Harapan Masyarakat yang cukup besar itu dapat dipahami karena guru merupakan garda terdepan dalam memajukan pendidikan. Bila suatu bangsa pendidikannya maju, maka dapat dipastikan negara tersebut berada pada jajaran negara maju.

Begitu pentingnya pendidikan, maka ekspektasi masyarakat juga besar terhadap ujung tombaknya untuk lebih fokus dalam menjalankan tugasnya. Sehingga harapan pendidikan maju akan lebih cepat tercapai.

Karena itu, seluruh lapisan masyarakat mengharapkan guru tidak terpengaruh dengan hal-hal di luar tugas keprofesionalannya. Termasuk dalam kegiatan-kegiatan politik praktis.

Namun demikian, sebagai anggota masyarakat terkadang guru sulit untuk tidak bersentuhan dengan kegiatan politik. Ada-ada saja yang ingin memanfaatkan guru. Apalagi guru memiliki kharisma tersendiri sebagai anggota masyarakat.

Bahkan, sejumlah guru dalam masyarakat dipercaya sebagai "penasehat" dalam mengambil keputusan. Lebih dari pada itu, ada sebagian yang lain dijadikan pemangku adat atau pimpinan kegiatan lain.

Meskipun sejumlah guru sadar tidak diperbolehkan untuk berpolitik praktis. Tetapi karena kelebihannya dalam masyarakat, banyak pihak yang memiliki kepentingan politik selalu ingin mengambil simpatik guru.

Faktor utamanya, seperti yang telah disebutkan, guru memiliki pengaruh dalam masyarakat. Kemudian juga secara kuantitatif juga menjadi pertimbangan tersendiri.

Secara nasional guru PNS mencapai 40 persen dari jumlah PNS seluruh nya. Belum lagi guru-guru non PNS yaitu guru honorer dan guru-guru di sejumlah yayasan pendidikan yang jumlahnya cukup banyak.

Coba dibayangkan bila setiap guru mau mempengaruhi sejumlah warga masyarakat dalam sebuah komunitas. Maka betapa suara yang mampu diraup oleh politisi maupun partai. Maka, karena itu politisi dan partai politik tidak mungkin memandang sebelah mata guru.

"Primadona" Pilkada

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline