Lihat ke Halaman Asli

Djamaluddin Husita

TERVERIFIKASI

Memahami

Kamuflase Sekolah Berstandar Internasional

Diperbarui: 26 Juni 2015   03:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Masalah pendidikan anak menjadi problema pelik bagi semua orang tua. Sebab pada dasarnya semua orang tua menginginkan anak-anaknyamenjadi anak-anak yang pinter. Tentu tujuan akhirnya adalah agar kelak ketika anak-anak mereka bisa berhasil mengapai cita-cita yang diinginkannya (atau yang diinginan orang tua).

Karena itu, tidak heran setiap tahun ajaran baru orang tua berbondong-bondong memasukkan anak mereka ke sekolah-sekolah. Bahkan banyak orang tua bukan hanya mengincar sekolah-sekolah biasa tetapi sekolah-sekolah favorite atau yang berlebel internasional. Tidak berhenti sampai di situ juga, banyak fakta-fakta menunjukkan bahwa terkadang saat anaknya tidak lolos secara normal lalu tidak segan-segan melobi bahkan sampai mau menguras isi dompet jutaan rupiah agar anaknya diterima di sekolah dianggap favorit lewat pintu belakang.

Karena kegigihan orang tua seperti itu maka kemudian banyak pihak-pihak penyelenggara pendidikan sekolah apakah itu sekolah pemerintah atau sekolah-sekolah yang dikelola yayasan melihat ini adalah sebuah peluang. Kemudian mencari cara bagaimana peluang besar itu dapat dimanfaat secara maksimal.

Seperti gayung bersambut, pemerintah juga memberi lampu hijau melelui undang-undang pendidikan yang memungkinkan sekolah-sekolah yang memiliki syarat untuk dikembangkan menjadi sekolah bertaraf Internasional. Mungkin pada awalnya disebut sebagai rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI).

Setelah ada lampu-lampu hijau seperti itu. Banyak sekolah-sekolah berlomba-lomba ingin menjadi salah satu sekolah yang berlebel internasional itu. Terkadang agar dapat diberi izin untuk menjadi sekolah yang berlebel Internasional tak jarang banyak pihak melakukan lobi-lobi atau bahkan memberi laporan-laporan yang tidak sesuai dengan kenyataan yang ada. Akhirnya, seperti yang kita lihat maka bermunculanlah sekolah-sekolah yang berlebel internasional di mana-mana.

Apa yang terjadi kemudian? Ternyata setelah bertaburan sekolah-sekolah yang berlebel Internasional itu hasilnya tidak seperti yang diharapkan. Meskipun sekolah-sekolah tersebut berlebel Internasional tetapi proses pembelajaran tidak sesuai dengan label yang diberikan. Metode-metode pembelajaran yang digunakan masih seperti sekolah umum biasa. Akibatnya, meskipun sudah banyak sekolah berlabel internasional di indonesia namun kualitas pendidikan kita masih menjadi perdebatan di mana-mana.

Kenapa pihak-pihak pengelola sekolah berlomba-lomba menjadikan sekolahnya sebagai sekolah yang berlebel Internasional atau paling kurang dalam tahap rintisan? Jawabannya tentu tidak perlu harus dianalisis secara mendalam. Tujuan utamanya hanya sekedar menjual mereknya saja. Sehingga sekolah-sekolah tersebut secara otomatis memiliki nilai jual lebih dan otomatis pula dapat membuat tarif dengan angka-angka yang fantastis dalam ukuran dan kacamata sebagian besar kita. Sebab, untuk sekolah-sekolah yang berlebel Internasional itu memang dibenarkan untuk memungut biaya.

Melihat praktek-praktek yang terjadi seperti itu, bahkan kemudian mendiknas sendiri merasa kecolongan dengan predikat RSBI yang telah diberikan kepada pihak-pihak pengelola sekolah tertentu. Karena kecolongan, sampai-sampai mendiknas pernah mengatakan akan menertibkan semua sekolah yang berlebel internasional.

Sebenarnya kalau memang kita mau memajukan dunia pendidikan , sebenarnya tidak mesti harus membuat sekolah tersebut dengan predikat ini dan itu. Cukup hanya dengan memperbaiki proses pembelajaran kemudian merubah paradigma pendidikan masa lalu dengan perkembangan zaman terkini.

Bila itu dilakukan terlebih dahulu kemudian dibuktikan dengan mutu yang berkualitas. Berkualitas dapat dilihat, salah satu indikatornya semua lulusan sekolah itu mampu menembus perguruan tinggi dimanapun. Baru kemudian dapat diberikan lebel-lebel seperti itu.

Pertanyaan kita adalah kenapa pihak mendiknaspun begitu cepat memberi izin sekolah-sekolah yang berlebel Internasional tumbuh seperti jamur? Padahal bila indikator salah satunya seperti yang kita sebutkan tadi tidak terbukti tidak dengan serta merta dapat diizinkan.

Ketika ditemukan banyak sekolah seperti yang kita maksudkan tidak sesuai dengan tujuan ingin dicapai bukankah itu hanya sebuah kamuflase saja. Dalam arti di sana memiliki tujuan-tujuan tertentu yang barang tentu tidak semata-mata karena mutu pendidikan***(DJH)/ www.husita.net

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline