Menurut berita, Ketua komite normalisasi (KN) PSSI Agum Gumelar minggu dini hari (29/5/2011) sudah berangkat menuju markas FIFA di Zurich, Swiss dengan misimelobi FIFA agar PSSI tidak diberi sanksi. Meskipun berbagai kemungkinan bisa terjadi, tetapi dengan kedatangan ketua KN ke markas FIFA tersebut dapat membuat perasaaan besar rakyat dan pencinta sepakbola Indonesialega.
Harapan itu cukup beralasan karena secara akal sehat, tidak ada satupun rakyat Indonesia yang berkeinginan PSSI diberi sanksi FIFA. Bukan hanya itu saja, kekisruhan yang terjadi pada kongres, saya rasa sebagian besar rakyat Indonesia tidak ingin itu terjadi. Sebab, rakyat sudah bosan menyaksikan pertikaian demi pertikaian yang terus terjadi di tubuh PSSI.
Saya kira, tidak ada yang tidak sependapat, bila ditubuh PSSI perlu ada perbaikan-perbaikan yang revolusioner. Tetapi jangan sampai hanya gara-gara mengincar kursi ketum PSSI kemudian PSSI diberi sanksi. Kecuali hal itu memiliki korelasi yang nyata dengan prestasi PSSI di mata Internasional.
Memang banyak argumentasi yang kita dengar bahwa hanya karena kekisruhan kongres, PSSI tidak mungkin diberi sanksi FIFA dengan alasan PSSI tidak melanggar apa yang disebut dengan Statuta FIFA.Menurut saya, kalau untuk menghibur diri tidak salah bila argument ini bisa terus dilontarkan. Apalagi untuk mempengaruhi opini rakyat agar segelintir orang pemegang suara itu tidak dicerca habis-habisan. Tapi saya yakin rakyat akan melihat dan menunggu perkembangan selanjutnya. Jangan sampai itu salah satu upaya pembodohan rakyat oleh orang-orang yang mengaku sangat mengerti tentang sepakbola. Pertanyaannya, bila kemudian FIFA menjatuhkan sanksi apa yang dapat mereka lakukan?.
Berkaitan dengan sanksi yang akan diberikan kepada PSSI akibat kekisruhan kongres beberapa waktu yang lalu juga tidak boleh dianggap sepele. Sebab selama kita masih mengakui FIFA sebagai organisasi sepakbola dunia dan PSSI salah satu konstituennya hal itu bisa saja terjadi. Apalagi, FIFA sudah memberi dua kali kesempatan kepada elite PSSI untuk melakukan kongres, dimana kedua-duanya berakhir ricuh dan tidak menghasilkan keputusan apa-apa.
Akibatnya kemudian FIFA membentuk komite normalisasi. Ini menunjukkan bahwa ada yang harus dinormalkan di tubuh PSSI. Ketika itu pun tidak mampu membuat PSSI normal maka pasti akan ada konsekwensi-konsekwensi. Konon lagi, AFC yang merupakan organisasi sepakbola asia sudah mengirim surat ke FIFA agar PSSI diberi sanksi.
Kitapun tidak boleh lupa, diberi atau tidaknya sanksi kepada PSSI, FIFA juga memiliki argumen tersendiri. Apalagi suasana batin pengurus FIFA yang tidak begitu mengembirakan akibat tudingan suap dalam tubuh organisasi sepakbola dunia. Akibatnya pasti akan mempengaruhi keputusan-keputusan FIFA selanjutnya. Termasuk memutuskan apakah PSSI perlu diberi sanksi. Mereka juga tidak ingin dituding suap juga. Saya kira, FIFA akan sangat berhati-hati.
Akhirnya, sebagai pencinta sepakbola nasional kita harus tetap optimis , mudah-mudahan PSSI yang kita cintai tidak mendapat sanksi yang berarti. Untuk itu yang perlu kita lakukan adalah berdoa semoga usaha-usaha semua pihak agar FIFA tidak diberi sanksi kepada PSSI berhasil.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H