Lihat ke Halaman Asli

Djamaluddin Husita

TERVERIFIKASI

Memahami

Ngabuburit di Kompasiana

Diperbarui: 26 Juni 2015   13:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_236294" align="alignleft" width="193" caption="Sumber: http://pragatcomic.com/new/images/stories/show/ngabuburit.jpg"][/caption] Ngabuburit sudah menjadi semacam kebiasaan bila tidak boleh dikatakan tradisi dalam bulan puasa. Kata ngabuburit sendiri berasal dari bahasa sunda yang berarti senja. Bila istilah ini dikaitkabn dengan berbuka puasa maka ngabuburit kurang lebih dapat diartikan sebagai menanti berbuka puasa.

Berdasarkan istilah itu dapat dikatakan bahwa kebiasaan ngabuburit awalnya memang di daerah Jawa Barat dan sekitarnya. Namun, akibat arus informasi, kebiasaan seperti yang dilakukan oleh orang-orang sunda itu kini sudah menular ke daerah-daerrah lain. Bahkan, istilah ngabuburit itu pun tidak asing lagi bagi seluruh masyarakat muslim Indonesia. Bila kita tanya kemana mereka pergi saat menjelang buka puasa bersama, dengan spontan mereka akan jawab mau ngabuburit.

Memang umumnya masyarakat kita saat ini umumnya mengisi ngabuburit dengan jalan-jalan santai dengan sanak saudara, karabat atau teman dekat. Namun sebenarnya ngabuburit dapat diisi dengan berbagai macam cara, misalnya olahraga ringan, atau bahkan diisi dengan kegiatan social kemasyrakatan dan keagamaan. Bahkan ngabuburit pernah diisi dengan konser musik. Jadi kegiatan untuk mengisi kebiasaan yang disebut sebagai istilah ngabuburit itu dapat diisi dengan berbagai macam kegiatan, lebih baik kegiatan itu memiliki nilai manfaatnya.

Sekarang bagaimana dengan kompasianer? Tentu saja kegiatan yang akan dilakukan dilakukan dalam rangka mengisi waktu saat berbuka puasa tiba bisa jadi diisi  dengan  menulis di kompasiana.  Atau paling kurang  membaca postingan teman-teman kompasianer lain. Dan, biar tidak terasa sendiri, ya caranya dengan memberi komentar-komentar pada postingan teman.

Menulis di kompasiana, atau membaca postingan teman memiliki nikmat tersendiri dalam bulan ramadhan ini dan tentu saja yang paling seru lagi adalah memberi komen pada setiap postingan teman atau menjawab komen kompasianer yang lain. Bahkan terkadang saking asiknya berkompasiana lupa bahwa waktu berbuka puasa telah tiba.

Tetapi dalam rangka menjaga puasa tidak batal, mungkin dalam membuat tulisan atau memberi komentar juga jangan sampai ada unsur-unsur yang dapat membatalkan puasa. Misalnya menjelek-jelekkan seseorang atau memberi komentar yang mengundang orang lain tersinggung dengan apa yang kita tulis itu.

Jadi, bagaimana dengan berpolimik? Meskipun terkadang berpolemik itu cenderung menyerang ide-ide orang, tidak kurang juga menyerang secara pribadi orang yang kita sanggahkan. Namun bila itu untuk kemaslahatan bersama atau dengan tujuan memperbaiki kesalahan  agar terjadi pemahaman yang benar tentang sesuatu masalah yang sedang dipolemikkan saya kira itu bukanlah hal yang dapat membatalkan puasa.

Meskipun demikian, alangkah lebih indah bila sedang ngabuburit di kompasiana usahakan untuk selalu membuat suasana yang lebih kondisif. Tentu saja hal yang sangat penting dilakukan adalah menggunakan postingan teman untuk menjadi pencerahan bagi kita. Selamat ngabuburit di kompasiana dan selamat berbuka puasa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline