Lihat ke Halaman Asli

Djamaluddin Husita

TERVERIFIKASI

Memahami

Bagaimana Anas Mengangkat “Batu Sandungan” Century (Catatan untuk Anas Urbaningrum)

Diperbarui: 26 Juni 2015   16:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_144721" align="alignleft" width="298" caption="Sumber Foto: KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO"][/caption]

Dalam postingan terbaru di kompasiana (19/5, Jam 12:22) Sdr. Anas Urbaningrum salah seorang kandidat kuat ketua umum partai demokrat menyampaikan satu pokok pikirannya berkenaan bagaimana partai demokrat ke depan. Dalam tulisannya yang sangat singkat itu (kemungkinan besar akan ada pernyataan berikutnya) Anas menyatakan: “Sebagaimana telah saya sampaikan ke banyak kawan-kawan wartawan dan telah dimuat media; saya kemukakan pokok pikiran saya antara lain  bahwa Partai Demokrat, sebagai partai tengah,  ke depan harus memiliki basis kekuatan di tingkat daerah. Jika partai di daerah kuat maka secara nasional partai akan memiliki basis  nyata”.

Dalam tulisan dengan judul “Desentralisasi Menjadi Kekuatan Partai” (baca pernyataan utuhnya dalam( http://politik.kompasiana.com/2010/05/19/desentralisasi-menjadi-kekuatan-partai/) Anas melanjutkan, “Karenanya logika desentralisasi kebijakan daerah, menjadi pemikiran utama untuk dijalankan ke depan”.

Belajar dari Partai Golkar yang telah berlanglangbuana berpuluh-puluh tahun dan pernah menjadi partai yang berkuasa paling lama di Indonesia, maka bahwa apa yang menjadi pokok pikiran Anas itu adalah sesuatu yang realistis untuk membuat Demokrat agar lebih kuat di masa depan. Kita masih ingat bagaimana sejak runtuhnya orde baru tahun 1998, golkar menjadi partai yang dianggap tidak akan berkembang lagi bahkan banyak orang yang mencibir keberadaan Golkar pada saat itu. Tetapi coba lihat pengalaman tahun pemilu 2004, meskipun partai golkar yang sebelumnya diperkirakan banyak orang sudah lenyap mampu tampil bahkan memenangkan kursi di Senayan. Kenapa ini bisa terjadi, tidak lain karena partai golkar sangat kuat di daerah-daerah. Karena itu saya katakana, untuk membuat partai Demokrat kuat, maka Desentrasilisasi sebagaimana yang dimaksud Anas adalah sesuatu yang sangat realistis.

Akan tetapi permasalahannya adalah apakah hal yang sangat realistis itu dapat direalisasi begitu saja oleh Anas bila kemudian misalnya dalam kongres kedua ini Anas terpilih menjadi ketua umum partai democrat? Saya pikir sangat sulit dilakukan mengingat ada batu sandungan yang sangat berat yang harus diangkat oleh Anas dkk, hal ini berkaitan dengan kasus Century. Bila kasus ini tidak bisa tuntas maka ini menjadi halangan utama Anas dkk melakukan desentralisasi dengan membangun kekuatan partai di daerah-daerah.

Hal itu cukup berasalan, karena rakyat Indonesia termasuk di daerah-daerah telah cukup cerdas dalam membaca realita yang ada saat ini. Saya sebagai orang daerah sangat mengerti bagaimana rakyat di daerah memiliki antipati yang cukup besar terhadap partai democrat berkaitan dengan kasus century ini. Apalagi rakyat melihat sendiri bagaimana sepakterjang anggota partai democrat dalam mengungkapkan kasus century ini yang disiar langsung oleh sejumlah stasiun TV di Indonesia.

Karena itu, siapapun yang menjadi ketua umum partai democrat ke depan masalah Centuty menjadi batu sandungan yang cukup besar. Apalagi sang “Icon” partai tidak dapat lagi menjadi kandidat presiden. Dulu (mungkin) ada anggapan bila memilih partai democrat mengharapkan kembali SBY jadi presiden, jadi rakyat masih punya kesempatan untuk mendapat BLT. Tetapi untuk 2014, apa yang diharapkan rakyat. Kecuali ketua umum terpilih benar-benar serius mendorong untuk menyeret mereka yang diyakini terlibat dalam kasus Century. Tetapi apakah mungkin? Apalagi melihat para kadidat yang “manut-manutan dan monggo-monggoan”. (baca juga: http://politik.kompasiana.com/2010/05/19/mentertawakan-kandidat-ketua-umum-partai-demokrat/)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline