Saya bingung apa profesi Sir Bruce Dickinson yang sebenarnya. Apa dia vokalis group musik heavy metal (favorit saya) Iron Maiden, atau seorang kapten Pilot? Yang jelas pria Inggris ini bisa keduanya.
Pelantun lagu Tears of the Dragon ( Solo album ) ini punya beberapa lisensi terbang dengan pesawat komersil ( Airliner). Perawakan yang tidak terlalu tinggi, tapi tegap sangat cocok buat Bruce Dickinson untuk profesi pilot
Sebagai pilot di maskapai charter Inggris, Astreus, Bruce Dickinson piawai menerbangkan pesawat boeing seri 757. Selain itu Iron Maiden juga punya pesawat yang dipakai untuk keperluan tour dunia, yaitu sebuah Boeing 747-400 Jumbo jet. Inilah hal yang unik dari seorang Bruce.
Mungkin John Travolta punya beebrapa pesawat dan sempat jadi Brand Ambasador maskapai Qantas ( Australia). Tapi belum pernah John pergi ke satu lokasi syuting dengan menerbangkan sendiri jet-jet pribadinya.
Pada 17 februari 2011 Jakarta kebagian konser Iron Maiden, dan kedatangan Ed Force One, pesawat Iron Maiden, adalah momen special yang sangat ditunggu para maniak Heavy metal.
Tidak cukup di Jakarta, karena selang dua hari kemudian Iron Maiden bersama Ed Force one-nya terbang menuju Bali dan mengadaskan konser di Garuda Wisnu kencana. Saat itu adalah moment-moment indah buat kami, pecinta music Heavy Metal ini.
Kenapa saya tulis ini?
Untuk menepis anggapan bahwa Heavy Metal adalah jenis musik urakan dan akrab dengan Narkoba. Bruce adalah salah satu contoh rocker tanpa Narkoba, karena kecil kemungkinan dia dapat lisensi terbang kalau dia punya ketergantungan dengan Narkoba.
Untuk menerbangkan pesawat pun juga dibutuhkan kecerdasan yang cukup. Menerbangkan pesawat tidak semudah nyetir mobil. Dan Bruce adalah pria yang cerdas.
Yup, seorang rocker, atau penggemar musik rock, punya daya pikir lebih cepat dibanding penggemar musik lain. Karena susah mencerna nada dengan tempo yang cepat tapi sistematis.