Lihat ke Halaman Asli

Den Ciput

I'm a writer...

Soto Mantenan, Bukan Mantanan!

Diperbarui: 12 September 2021   13:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Soto Mantenan khas Kediri. (Sumber: Akun IG @roromotret)

Masakan Soto sebetulnya diadaptasi dari masakan khas Tionghoa peranakan. Nama aslinya Saudo. Karena pelafalan D dalam bahasa mandarin sebagai T, maka disebutlah SAUTO. Karena lidah kita suka 'keseleo' diambil gampangnya aja menyebut dengan nama, " Soto!"

Soto pun menjadi masakan yang sangat populer dan menyebar keseluruh penjuru Indonesia. Tapi dengan penyesuaian lidah masing-masing daerah. Selain nusantara, negara-negara yang ada penduduk keturunan Jawa juga akrab dengan Soto ini. Di Suriname misalnya. Disana pengucapannya masih dengan kata Sauto.

Kalau di Indonesia ada  Soto Lamongan, Soto Kudus, Soto Banjar, Soto Betawi atau soto makasar. Lho, makasar bukannya Coto? Sama saja. Bedanya adalah, kalau Soto Makasar pakai daging sapi, maka Coto makasar pakai daging Capi. Becanda ahhh!

Di daerah Jawa timur, terutama Kediri dan sekitar, Soto ayam menjadi hidangan khas pada setiap  hajat, terutama nikahan. Hajatan nggak afdol tanpa soto. Biasanya ( dan yang paling umum dihidangkan) adalah soto ayam.

Tapi yang unik, walau letak satu kota dan kota lain nggak berjauhan, tapi soal rasa bisa saja beda. Di Jawa Timur, soto umumnya bening, tanpa santan. Contohnya soto untuk daerah Madiun, beda dengan Soto Kediri, beda lagi Soto Lamongan. Tak sama pula Soto Madura. Surabaya pun punya Khasnya sendiri. Bahkan kalau di Surabaya, ada yang disajikan dengan lontong, sebagai ganti nasi. Belakangan banyak masyarakat makin sadar akan bahaya diabebetes, maka mereka mulai beralih menyantap dengan lontong, karena cara pengolahan lontong yang dinilai dapat menurunkan kadar gula dalam beras. Kuah panasnya yang segar sangat cocok dimakan di segala cuaca dan suasana.

Akhir-akhir ini karena aturan pemerintah terkait masalah pandemi Covid19 yang membatasi kegiatan yang dapat menimbulkan kerumunan, maka makin sedikit masyarakat menyelenggarakan hajatan. Hidangan soto khas hajatan yang konon berharga lebih mahal dari soto warung itu jadi sangat dirindukan.

Kok bisa lebih mahal?

Iyalah, kalau soto di warung di Kediri rata-rata harga antara Rp 10.000,- sampai dengan Rp 15.000,- ( tergantung lauk tambahan), kalau dihajatan bisa mencapai harga Rp 50.000,-.

Lho?

Yaelah, hari gini, kalau kehajatan kasih amplop kan umumnya segitu! Masih tega ngasih amplop dua puluh ribuan? Tega? Nggak tau malu! Hehehheheh.

Tapi jangan kawatir, selain di acara hajatan, Soto mantenan kini ada di warung-warung juga. Namanya pun masih tetap, menggunakan nama soto Mantenan ( Hajatan pesta pernikahan). Setidaknya, ada bebrapa warung soto yang sudah lama, bahkan sebelum pandemi sudah ada beberapa warung soto yang menjajakan soto ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline