Lihat ke Halaman Asli

Den Ciput

I'm a writer...

Redupnya Kemewahan Brunei dan Budaya Kerja Keras Jepang

Diperbarui: 26 November 2018   16:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suasana Istana Kesultanan Brunei dan Garasi koleksi Sultan. ( Sumber : Tribunnews Sumsel)

Tergelitik dan terinspirasi dari tulisan saudara Rintar, tentang Brunei Darusalam yang sedang reses karena hanya mengandalkan SDA (Sumber Daya Alam) untuk menopang kehidupan negerinya, lalu hasil itu dipakai subsidi besar-besaran untuk rakyatnya, dan ketika ada masalah dengan hasil dari SDA, baik itu masalah menipisnya ketersediaan SDA itu sendiri, maupun menurunnya harga dari sumber yang dihasilkan (minyak dan gas), maka kacaulah negeri itu dihantam krisis.

Selanjutnya Saudara Rintar juga menyebut, pentingnya membangun kualitas SDM (Sumber Daya Manusia), agar lebih produktif dan kualitas. Bukan menina-bobokan Warga dengan besarnya subsidi yang ujung-ujungnya malah akan membuat mereka akan terbuai gelimang harta negerinya, malas, dan konsumtif.

Lebih parah lagi warga Brunei  Darussalam diperlihatkan gaya hidup mewah pemimpinnya ( Sultan Hasanal Bolkiah). Siapa tak kenal sang Sultan yang kolektor Mobil itu?

Kalau Pak Rintar menyoroti tentang koleksi Rolls-Royce Silver Spurs Limo yang berharga dari Rp. 192,9 Milyar, maka saya naksir koleksi Bugatti Veyron sang Sultan.

Kenapa?

Karena saya penyuka kecepatan. Satu lagi, Veyron hanya ada sebiji dijual di Indonesia. Itu pun dijual dengan harga sekitar Rp 90 Milyar. Untuk mengganti ban sepasang depan sekitar Rp 1,5 Milyar.

Berarti keempat rodanya berharga Rp 3 Milyar.

Udah, saya tidak akan bahas tentang segala Bugatti koleksi sang Sultan.

Saya akan membahas pentingnya membangun sumberdaya manusia sebagai pondasi berdirinya sebuah bangsa yang hebat. Unggul dalam hal kualitas sumber daya manusia. Bukan kekayaan alam semata. Diakui atau tidak, kekayaan alam makin lama makin tipis. Sumber minyak fosil adalah sumber daya alam yang tak dapat diperbaharui. Satu saat akan habis. Itu pasti...

Dan ketika hasil SDA dijadikan pilar penghasilan, tanpa didukung dengan kemampuan SDM yang memadai, tunggulah Kebangkrutan. Karena hanya itu yang menjadi tumpuan negeri. Kalau sudah begitu apa lagi yang diharap?

Negeri miskin, sumber daya manusia tak berkualitas, kiamatlah itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline