Lihat ke Halaman Asli

Husam El Haq

Mahasiswa

Memahami Arti Kebosanan

Diperbarui: 12 Januari 2025   15:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Unsplash.com/Husam El Haq

Mendengar kata bosan, memang menjenuhkan. Apalagi mengalami kebosanan itu sendiri, uh... banyak sekali orang-orang yang enggan. Banyak diri yang berusaha menghindari, banyak diri yang berusaha mengurangi.

Namun, bagaimana jadinya rasa bosan itu hilang semua. Bagaimana jadinya jika dunia hidup tanpa adanya kebosanan? Apakah mungkin?

Penggunaan handphone di sana-sini, semakin banyak, ragam jenis platform yang intinya hanya berusaha "mengobati" rasa bosan setiap diri yang hidup. Dengan instan, dengan mudah, dengan begitu waktu dapat berlalu tanpa disadari. 1 jam, 2 jam, 3 jam sibuk "mengisi kebosanan".

Semua itu pada akhirnya hanya menampakkan bagaimana saat ini kemampuan menikmati rasa bosan menjadi sebuah komoditas berharga. Tanpa disadari, lambat laun ternyata, rasa bosan juga diperlukan. Untuk berrefleksi, berpikir, mencari inspirasi. Lambat laun juga diri ini menyadari jika mengalami kebosanan tidaklah seburuk dan jelek yang diri-diri lain kira.

Dan apakah kebosanan harus dihindari dan ditakuti, atau dinikmati? Atau malah rasa enggan itu memang menjadi pertanda bahwa diri-diri modern ini menjadi pecandu teknologi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline