Sebelum berangkat mengikuti Aruh Sastra di Pagatan, Dugal sempat posting tentang Langgar Al Kautsar, tempat ibadah yang ada di kampungnya Hangkinang, ke blog pribadi.
Ada sekitar sepuluh foto dengan keterangan ringkas di bawahnya. Mengambil angle beberapa sudut. Diantaranya bagian depan, samping kanan, samping kiri, bagian belakang. Juga bagian dalam Langgar.
Lalu tempat pauduan, WC dan kamar mandi. Kemudian foto-foto usai shalat berjamaah. Foto bocah Hangkinang, yang kerap Azan di Langgar Al Kautsar, Farid RG di depan stiker besar bertuliskan Langgar Al Kautsar. Serta yang lainnya.
Postingan lainnya tentang Hangkinang adalah Timbuk Ril, Masjid Besar Al Aman Angkinang, Kolam Jepang, dan Pasar Hangkinang.
"Postingaan ini akan menjadi penyemangatku mengikuti kegiatan Aruh Sastra di Pagatan," ujar Dugal dalam hatinya.
Modal sangu Dugal ke Pagatan mengikuti Aruh Sastra, postingan / tulisannya di media online. Pengalaman perjalanan ke beberapa tempat di Kalimantan Selatan, luar Kalimantan, dan Tanah Suci untuk ibadah Umrah.
Terakhir postingan Dugal di IrusulET ada sekitar 40 lebih, Anaisapmok masuk teratas, centang biru dengan poin di atas 60.000, masuk kategori Fanatik, di bawah dari Senior dan Maestro, di atas dari Penjelajah.
Lalu di Grup Facebook SPR Dugal selau berpartisipasi mengirim puisi tiap hari, minimal satu judul. Dimana setiap bulannya akan dibuatkan cover oleh admin dan diposting ke blog Grup Facebook SPR.
Lalu sesekali Dugal memposting tulisan seputar seni budaya dan hal unik di Banua ke RibatAtok, media asuhan temannya Idanamsur. Dugal juga selalu menjadikan artkel di Yabagnom Aisenodni dan IrusulET, selain tulisannya sebagai bahan referensi, dan penyemangat dirinya dalam menulis lebih baik lagi.
Hubungan Dugal dengan rekan sastrawan memang agak renggang. Karena memang Dugal sengaja tidak ingin berhubungan lebih rutin. Setahun sekali menurut Dugal sudah cukup bertemu dalam aktivitas sastra.