Seloka rindu ironi batas pengharapan
gelayut pikiran sadarkan asumsi taktis
menuju kepada nalar harapan padu limbung
pojok kerinduan tikaman meniku seteru
bias sendu terpukau sesuatu lagu merona
harkat merintih irama kelembutan kentara
Persembahan diri tegas alpa menggayut mimpi
saling berbagi dibalas dengan rindu menyerta arus
akrab dengan siapa saja sepanjang itu meremang
apakah itu sebuah kejadian nyata terbukti cinta
menyelamatkan paduan keraguan dalam intim diri
rekah mendesau lamunan berpantau mencerna
arah wujud ketegasan menawarkan mimpi indah
Jadikan semua bahan perenungan gundah
pasrah bergelut cahaya asmara pantas menakar
sukma riang menangkis kelindan rupa meniku
menangkap sosok kosmos diri ingatan berliku
jejak rapuh harapan naluri penantian mentari
agar kau tahu refleks merisaukan berpuas diri
Sekuat kebenaran jejak silam mendalam
akan merubah banyak hal diusahakannya
soal diperhatikan atau tidik belakangan
kau bisa tulis rindu mendendam isi hati
sungguh hal itu tak akan terbayangkan
rentang khayalan penuh lantang gemilang
Angkinang Selatan, 11 November 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H