Dugal sering jalan-jalan ke kampung Ambarai, Karang Jawa, Kecamatan Padang Batung. Berjarak sekitar 6 kilometer dari Angkinang Selatan, tempat tinggal Dugal. Banyak pohon kelapa dan persawahan sepanjang mata memandang. Dugal singgah di sebuah rampa, untuk istirahat dan berbincang dengan warga setempat.
Petani itu mengaku pernah manyuar, mencari ikan di areal persawahan yang airnya surut dengan penerang lampu pada malam hari. Singkat cerita, banyak ikan yang didapat oleh petani itu seperti haruan, papuyu, dsb. Karena sudah dirasa cukup hasilnya, petani itu beranjak pulang. Saat di tengah jalan, masih di areal persawahan, ada terjadi keanehan.
Petani itu mendengar suara seperti seorang perempuan tengah menangis. Lantas petani itu mencari asal suara tersebut. Lampu dan senter ia arahkan ke tempat yang diduga asal suara perempuan menangis itu. Namun hanya suara saja, sosok makhluknya tak ada.
Di saluran irigasi petani itu berhenti, mencuci kaki yang berlumpur. Namun alangkah kagetnya di gubuk dekat saluran irigasi, tengah duduk sesosok makhluk aneh. Saat disapa malah menghilang, yang tersisa hanya suara tangisan perempuan yang kembali didengar oleh petani itu. Petani itu bergegas meninggalkan tempat itu, lantas pulang ke rumah.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H