Pagi pukul 07.30 WITA Dugal ke sebuah warung ketupat di Bakarung. Berjarak sekitar tiga kilometer dari Angkinang Selatan, tempat ia tinggal. Sudah cukup sering datang ke sana. Jadi pemilik warung sekaligus juga pelayan, terlihat cukup akrab dengan Dugal.
Tiba di warung itu, setelah memarkir sepeda motor bututnya di depan warung, Dugal memilih bangku depan sisi kanan. Karena banyak pengunjung warung. Seperti biasa ia memesan ketupat, iwak haruan dan teh manis. Setelah dari warung ketupat Bakarung Dugal balik ke rumah. Bawakan orangtua wadai yang dibelinya di warung.
Dugal pamitan sama orangtuanya mau ke Juai, Balangan dengan temannya bernama Rahman. Dugal beberapa hari ini dapat rezeki dari temannya di luar daerah, yang bernazar. Nazar temannya bila sembuh dari sakit dan tanah laku dijual akan memberi Dugal duit. Tak tanggung-tanggung nilainya ratusan juta rupiah.
Uang itu sudah ditransfer oleh temannya ke rekening bank milik Dugal. Memang benar uang itu sudah masuk. Uang itu lalu dibagi dalam penyimpanannya, kedua bank yang ada. Yakni ke BRI dan BPR.
Karena rezeki itu itulah Dugal lantas menuntaskan beberapa keinginan lamanya. Salah satunya ziarah ke Makam Datu Kandang Haji di Juai Balangan dengan temannya bernama Rahman.
Dugal ganti kartu di BRI yang pakai chip. Kemudian servis sepeda motor bututnya. Dugal berencana menambah koleksi peliharaan ayam kampung / bangkok, dengan membeli ayam anak ke Pasar Pantai Hambawang. Beli kayu bapangkih di tempat Yudi Mandampa. Beli BR dan gabuk di beberapa tempat penggilingan padi sebagai umpan ayam.***
Kandangan, 6 Agustus 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H